• Halaman Muka
  • Artikel
  • Wilayah
    • Bali
    • DKI Jakarta
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sumatera
    • Sulawesi
  • Tentang Kami
    • Hubungi
Discovery
MORE
Dark mode
Type size
Follow us
  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram
  • id
Skip to content
  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram
  • ID

Ekuatorial

Data. Maps. Storytelling.

What are you looking for?
  • Halaman Muka
  • Artikel
  • Wilayah
    • Bali
    • DKI Jakarta
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sumatera
    • Sulawesi
  • Tentang Kami
    • Hubungi
Discovery

Potensi laut Indonesia dianggap terpinggirkan

What are you looking for?
Posted inArtikel / Program SIEJ

Potensi laut Indonesia dianggap terpinggirkan

8 November 2023 at 13:08 (Updated on 13 November 2023 at 13:28)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X

Kondisi laut di Indonesia dinilai menjadi aset berharga bagi kelanjutan perkenomian bangsa menuju masa depan.

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Co-Founder dan Director of International Engagement and Policy Reform, Stephanie Juwana berbicara dalam diskusi Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Setiabudi, Jakarta, Rabu (8/11/2023)
SIEJ Credit: SIEJ Credit: SIEJ
SIEJ

Co-Founder dan Director of International Engagement and Policy Reform, Stephanie Juwana berbicara dalam diskusi Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Setiabudi, Jakarta, Rabu (8/11/2023)

Laut Indonesia dinilai menjadi aset berharga bagi kelanjutan perkenomian bangsa ke depannya. Hal ini diungkapkan Co Founder and Director of International Engagement and Policy Reform, Stephanie Juwana.

Menurut Stephanie, Indonesia punya aset kelautan yang besar.

“Jadi Indonesia harus memanfaatkan aset tersebut. Indonesia punya porsi yang besar dari aset global,” kata Stephanie dalam diskusi “Komunikasi, Jurnalisme, AI, dan Digitalitasi dalam Isu Lingkungan”  di ajang Green Press Community (GPC) yang diadakan Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (The Society of Indonesian Environmental Journalists/SIEJ) di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Rabu (8/11).

Stephanie menilai, ekonomi biru yang saat ini dijalankan pemerintah mesti memperhatikan azas keadilan dan pemeliharaan. Selain itu, lanjutnya, aset kelautan belum dimanfaatkan secara optimal.

“Seperti PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) SDA (Sumber Daya Alam) perikanan baru menyumbang 0,6 persen. Lalu wisata bahari hanya berkontribusui 4 persen terhadap income,” jelas dia.

Ia berharap, Presiden Indonesia ke depan mesti lebih memperhatikan isu tersebut, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.

“Presiden Indonesia ke depan mesti fokus pada ekonomi biru, aspek keadilan, dan keberlanjutan,” jelas Stephanie.

Masalah kompleks

Sementara itu, Ocean Campaign Leader Greenpeace Indonesia, Afdillah Chaudiel menilai, masalah kelautan di Indonesia tergolong kompleks.

“Seperti industri perikanan, plastik dan polusi lainnya, krisis iklim dan pengasaman, tambang di pesisir laut dan pulau kecil. Termasuk kebijakan ruang dan investasi,” sebut Afdillah.

Adi Renaldi, seorang jurnalis freelance, mengungkapkan hal serupa. Adi menceritakan bagaimana masyarakat di pesisir hidup terancam akibat permasalahan lingkungan yang terjadi.

“Seperti di Demak. Saya menemukan ada kuburan yang terendam air laut. Tak tau salah siapa,” ucap Adi menceritakan pengalamannya saat meliput kehidupan warga di pesisir Pantura ini.

Hal sama juga ditemukannya di Pulau Pari.

“Mereka lagi menggunggat perusahaan semen. Di mana air laut naik hingga mengenangi rumah warga di sana. Ketika rumah kita di satu Pulau kemudian terendam banjir,” jelas Adi.

Dia menyayangkan adanya semacam gap informasi soal isu lingkungan dan kelautan dalam pemikiran masyarakat Indonesia. 

“Mungkin karena banyak yang tinggal di kota, jadi tak merasakan langsung. Kemudian porsi berita soal lingkungan tak berimbang dengan pemberitan lain. Apalagi isu kelautan tak seperti isu lain,” jelas dia.

Adi berharap, jurnalis bisa menaruh perhatian lebih terhadap kondisi lingkungan, mengingat dampaknya terhadap kehidupan yang sangat besar.

“Peran jurnalis dalam membuat konten tentang menyelamatkan lingkungan diperlukan di tengah kondisi saat ini,” ucap Adi.

Acara GPC, yang berlangsung hingga Kamis (9/11/2023), menghadirkan berbagai learning session, talk show, dan konferensi yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk pers, organisasi non-pemerintah, dan mahasiswa.

Pada hari terakhir, SIEJ, sebagai penyelenggara GPC, mengundang tiga Calon Presiden Republik Indonesia — Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto — untuk hadir menyampaikan rencana kerangka kebijakan terkait lingkungan hidup yang mereka siapkan jika terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. 

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Tagged: ekonomi biru, Green Press Community, International Engagement and Policy Reform, Laut, Stephanie Juwana
There are no comments yet. Leave a comment!

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Related Posts

Mengawal transisi energi yang berkeadilan secara kolaboratif dari aspek keuangan berkelanjutan di seluruh Indonesia

Kolaborasi menguak jejak uang di balik transisi energi

November 30, 2025

Mengawal transisi energi yang berkeadilan secara kolaboratif dari aspek keuangan berkelanjutan di seluruh Indonesia

Apakah COP30 di Brasil menghasilkan dana segar untuk menyelamatkan bumi, atau sekadar rebranding utang lama dengan label hijau?

Antara "Supermarket" karbon dan jerat utang iklim

November 22, 2025

Apakah COP30 di Brasil menghasilkan dana segar untuk menyelamatkan bumi, atau sekadar rebranding utang lama dengan label hijau?

Jurnalisme konstruktif hadir sebagai solusi untuk mengatasi kelelahan informasi publik dengan menawarkan perspektif yang berfokus pada pemahaman, solusi, dan harapan nyata agar masyarakat tetap berdaya serta peduli dalam menghadapi krisis iklim.

Bagaimana jurnalisme konstruktif membantu publik bertahan di era krisis iklim?

November 19, 2025

Jurnalisme konstruktif mengatasi kelelahan informasi dengan menawarkan perspektif berfokus pada pemahaman, solusi, dan harapan nyata dalam menghadapi krisis iklim.

Web development by

Hacklab /
Privacy Policy
  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram
%d