Universitas Palangka Raya di Kalimantan Tengah mengembangkan laboratorium inovasi gambut hasil dengan kerja sama Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia.
Universitas Palangka Raya (UPR), Kalimantan Tengah, mengembangkan laboratorium inovasi gambut. Lab ini hasil kerja sama Universitas Palangka Raya dengan Center for Socio-economic, Policy and Climate Change Research and Development, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization).
Kerja sama tersebut hasil Annual Meeting 19 Oktober 2022 bertempat di Gedung Pusat Pengembangan Iptek dan Inovasi Gambut (PPIIG) Universitas Palangka Raya melalui UPT LLG CIMTROP. Dalam agenda ini ditandatangani kerja sama antara Center for Socio-economic, Policy and Climate Change Research and Development, KLHK; dan CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization) pada awal tahun 2018.
Proyek ACIAR yang berjudul PROJECT ACIAR FST 2016/144 “Meningkatkan Pengelolaan Kebakaran dan Restorasi Gambut Berbasis Masyarakat di Indonesia“ atau “Gambut Kita” adalah proyek penelitian untuk pengembangan yang bersifat multi-disiplin dan multi-pihak di bawah kerjasama Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia.
“Kegiatan ini direncanakan berlangsung hingga akhir 2021, mendapatkan perpanjangan hingga Juni 2023,” demikian dikutip dari laman resmi.
Rektor Universitas Palangka Raya yang diwakili oleh Kepala UPT LLG CIMTROP UPR Darmae Nasir menyampaikan bahwa kegiatan kerjasama ini sangat mendukung peningkatan akreditasi UPR kedepannya melalui pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 6.
Harapannya kerjasama ini terus berlanjut untuk bisa terus berkontribusi dalam mewujudkan lahan gambut yang lestari dan juga dapat melibatkan delapan fakultas serta 10 program magister dan satu doktoral.
Kerja sama selama empat tahun ini telah memberikan manfaat yang cukup besar terutama dengan peningkatan kapasitas dosen dan mahasiswa untuk terlibat publikasi internasional dan juga peningkatan fasilitas laboratorium inovasi gambut.
Zafrullah Damanik, koordinator peneliti kerjasama Australia dan Universitas Palangka Raya di saat yang sama, menyampaikan bahwa ACIAR telah memberikan tiga alat laboratorium yaitu Ball mill, FTIR dan C/N analyzer.
Annual Meeting Aciar Project FST 2016/144 akan berlansung dari tanggal 17 s.d 26 Agustus merupakan bentuk kerjasama Internasional Universitas Palangka Raya dengan mitra dari Universitas di Australia dalam proyek penelitian “Gambut Kita”.
Tanggal 17,18 dan 21 Oktober diadakan Writing Workshop, dilanjutkan tanggal 19-20 Oktober dengan acara utama yaitu pertemuan tahunan, kunjungan lapang ke KHDTK Tumbang Nusa. Rangkaian berikutnya adalah pelatihan laboratorium ilmu tanah dari 24 s.d 26 Oktober.
Kegiatan ini merupakan kegiatan internasional on-site pertama di UPR seperti yang disampaikan oleh Nina Yulianti, yang merupakan salah satu panitia. Jumlah peserta rangkaian bukan hanya dari Indonesia tetapi juga dari Australia mencapai 100 (seratus) orang.
Peserta berasal dari Pusat Standarisasi KLHK, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi-Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan-BRIN, Direktur Kebiijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumberdaya Alam, dan Ketenaganukliran – BRIN, ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research), CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization), Australian National University, RMIT University, University of Sunshine Coast, Melbourne University, Borneo Orangutan Survival Foundation, Yayasan Tambuhak Sinta dan SOPD dari Kalteng serta Sumatera Selatan.
- Konsekuensi Mahkamah Konstitusi memerintahkan tidak menerbitkan peraturan pelaksana berkaitan UU KSDAHE
- Menavigasi pencemaran dan perjuangan hidup di tepi perairan Cilincing
- Belajar dari Kearifan Orangutan di Bentang Alam Wehea-Kelay, Kalimantan Timur
- BPKN: industri AMDK ‘kurang menghormati’ aturan label peringatan BPA
- Pengelolaan IPAL Sarimukti belum maksimal
- Perjalanan dari laut: mengapa wi-fi di kapal penangkap ikan jarak jauh penting?