Kampus UIN Ar Raniry Banda Aceh. (Foto: kemenag.go.id) konservasi alam
Kampus UIN Ar Raniry Banda Aceh. (Foto: kemenag.go.id)

Investasi tentu penting bagi Indonesia. Namun konservasi alam juga harus menjadi garda terdepan. Mahasiswa memiliki peran penting dalam membela konservasi alam. Langkah yang bisa diambil mahasiswa dalam menyelamatkan lingkungan tidak hanya dilakukan dalam bentuk unjuk rasa tetapi juga bisa dengan riset dan inovasi.

Ketua Program Studi Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Lina Rahmawati mengatakan, Aceh memiliki area konservasi yang sangat luas, Indonesia  punya “Hutan Leuser” yang merupakan kawasan konservasi dengan berbagai macam biodiversitas didalamnya.

“Kita punya tanggung jawab yang besar sebagai generasi milenial Aceh masa depan dalam upaya meneliti dan menjaga kawasan konservasi. Harapannya, event-event seminar nasional dapat menambah ilmu pengetahuan baru dan keterbukaan pemikiran bagi mahasiswa,” tutur Lina Rahmawati, dikutip dari laman resmi yang diakses Sabtu, 6 April 2024.

Lina berbicara dalam Seminar Nasional tentang konservasi yang bertajuk “Peran dan Tantangan Konservasi Sumber Daya Alam dSeminar yang diikuti 130 peserta berlangsung selama sehari, peserta terdiri dari unsur dosen, staff, dan mahasiswa biologi UIN Ar-Raniry serta perwakilan dari beberapa kampus di Aceh.

Ketua panitia Ilham Zulfahmi mengatakan, seminar nasional tersebut diadakan selain sebagai agenda rutin Program Studi Biologi, juga karena adanya kolaborasi riset antara UIN Ar-Raniry, Universitas Al-Muslim dan IPB University.

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, diwakili oleh Wakil Dekan I, Khairiah Syahabuddin, mengatakan kegiatan tersebut dapat menambahkan wawasan ilmu pengetahuan terutama bagi mahasiswa biologi tentang konservasi sumber daya alam.

Sehingga paparan dari pemateri nantinya betul-betul diperhatikan, mahasiswa nantinya tidak hanya memperjuangkan upaya konservasi dalam bentuk unjuk rasa tetapi juga melakukan upaya riset dan inovasi bagi dunia konservasi.

Beberapa hal yang disampaikan oleh para narasumber, antara lain para pemateri memaparkan tentang peran dan tantangan konservasi sumber daya alam terutama bagi generasi millenial era revolusi 4.0 sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Konservasi alam dan satwa

Dokter hewan IPB University Ni Wayan Kurniani Karja menjelaskan, konservasi tidak hanya dilakukan di habitatnya baik secara insitu maupun exsitu, tetapi juga dapat dilakukan melalui bioteknologi reproduksi khususnya bagi satwa liar yang populasinya hampir terancam punah.

Adapun kajian atau penelitian untuk melengkapi informasi biologi dalam upaya mendukung konservasi adalah morfologi, ekologi, perilaku & adaptasi, formulasi pakan pengganti, serta prilaku reproduksi & perkawinan.

Dokter hewan lainnya, Chairun Nisa fokus dalam upaya konservasi trenggiling (Manis javanica) yang terancam punah akibat perburuan dan perdagangan. Ia menyarankan materi biodiversity dan konservasi masuk dalam muatan kurikulum pendidikan formar (SD-Perguruan Tinggi) dan juga informal termasuk edukasi ke masyarakat.

Selanjutnya, Muliari memaparkan upaya konservasi perairan terutama biota laut. Banyak biota laut yang juga hampir terancam punah sehingga menjadi perhatian semua pihak.

Status sumber daya alam terutama yang terancam punah telah digolongkan oleh IUCN (International Union for the Conservation of Nature) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) yang merupakan organisasi dunia dalam upaya konservasi sumber daya alam. Sehingga hal tersebut memudahkan dalam upaya konservasi.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.