Festival Angkat Sampah di Papua menghadirkan perubahan untuk lingkungan. Inisiatif ini merupakan langkah konkret dalam menangani masalah sampah.

Festival Angkat Sampah di Papua menghadirkan perubahan untuk lingkungan. Inisiatif ini merupakan langkah konkret dalam menangani masalah sampah.
Festival Angkat Sampah di Papua. (Foto: WALHI Papua)

Sejumlah LSM, aktivis lingkungan, dan warga dusun Konya Uncen bergabung dalam Festival Angkat Sampah, sebuah inisiatif yang menjadi sorotan dalam upaya menjaga lingkungan di Papua. Aksi ini sebagai sindiran terkait pengelolaan sampah yang kurang maksimal selama ini.

Direktur Walhi Papua, Maikel Primus Peuki, menjelaskan Festival Angkat Sampah ini merupakan bentuk konkret dari kesadaran lingkungan, terutama dalam hal penanganan sampah di daerah resapan air, rawah, dan sumbatan air.

Festival Angkat Sampah yang berlangsung Sabtu, 9 Maret 2024 itu diadakan di kawasan lembah Emereuw, yang secara geografis merupakan daerah resapan air. Di sini, masalah sampah menjadi serius karena setiap kali hujan, air dan sampah berbarengan mengalir, mencemari lingkungan sekitar.

“Upaya pembersihan sungai oleh warga sudah berlangsung selama hampir dua dekade, namun tantangan terus muncul, terutama dengan terjadinya banjir akibat sumbatan air di dalam tanah, serta munculnya sarang nyamuk yang mengganggu kesehatan warga setempat,” kata Peuki, dikutip dari laman WALHI Papua, diakses Rabu, 15 Mei 2024.

Dampak dari genangan sampah ini terasa di dusun Konya, dimana banjir telah merendam rumah-rumah warga. Peuki menegaskan bahwa lingkungan sekitar, khususnya di dusun Konya, RT/RW 01/02, telah terancam oleh kerusakan lingkungan dan kekotoran.

WALHI Papua menekankan urgensi perhatian dari Pemerintah Kota Jayapura dan Provinsi Papua terhadap pembangunan di lembah Emereuw. Mereka meminta agar tuntutan masyarakat setempat, seperti pembangunan rumah yang layak, pembangunan tanggul, dan penanganan sampah yang lebih baik, menjadi prioritas utama.

Sebagai respons terhadap masalah tersebut, WALHI Papua bersama sejumlah lembaga lainnya, seperti Pusaka, LBH Papua, Papuan Voices, KPKC Sinode KGI, Kork Papua, dan Papua Trada Sampah, mendesak Pemerintah Kota Jayapura untuk serius mengelola air dan sampah di kawasan resapan air lembah Emerehu Konya, serta melindungi sumber daya alam yang ada.

Semangat dari Festival Angkat Sampah ini bukan hanya sekadar kegiatan membersihkan sampah, tetapi juga sebuah bentuk kritik yang membangun dan konstruktif terhadap penanganan lingkungan di Papua.

Aksi nyata ini diharapkan dapat menginspirasi tindakan lebih lanjut dari pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam Papua.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.