ITB berkontribusi dalam Forum Air Dunia ke-10 dengan tema ‘Water for Shared Prosperity’. Dunia menghadapi tantangan krisis air bersih.

ITB berkontribusi dalam Forum Air Dunia ke-10 dengan tema 'Water for Shared Prosperity'. Dunia menghadapi tantangan krisis air bersih.
Jajaran ITB menghadiri Forum Air Dunia di Bali. (ITB)

Institut Teknologi Bandung (ITB) turut berkontribusi dalam Forum Air Dunia (WWF) ke 10 yang diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 di Bali. Forum WWF kali ini mengambil tema “Water for Shared Prosperity”.

Sebagai institusi terdepan di bidang sumber daya air, ITB berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan air global melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Agenda ini diadakan setiap tiga tahun sekali oleh Dewan Air Dunia di Forum Air Dunia. Ajang tersebut merupakan wadah utama bagi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi serta mencari solusi jangka panjang terhadap isu global.

Berdasarkan keterangan resmi dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB, pada tahun ini diperkirakan acara Forum Air Dunia akan dihadiri oleh 30.000 peserta dari 172 negara. Berbagai kegiatan pun akan digelar, sebut political, regional, and thematic session, high level panel, special session, side event, Bali youth plan, fair, expo, and cultural/field trip program.

ITB akan memamerkan berbagai pencapaian dalam penelitian dan inovasi di bidang sumber daya air. Keterlibatan ini mencakup berbagai lembaga di ITB seperti LPPM, Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK), Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT), serta Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL).

“Mereka akan menampilkan karya mereka dalam bentuk poster, publikasi ilmiah, dan produk inovasi,” demikian keterangan resmi ITB, diakses Rabu, 22 Mei 2024.

Selain Rektor ITB Reini Wirahadikusumah, terdapat beberapa tokoh penting yang berpartisipasi dalam acara ini, sebut saja Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi I Gede Wenten, Indratmo Soekarno, Mohammad Farid, Rofiq Iqbal; Qomarudin Helmy, Faizal Immaddudin Wira Rohmat, Ferdyansah Poernama, dan Bagus Pramono Yakti.

Kehadiran mereka di Forum Air Dunia diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dengan pemangku kepentingan internasional dan menunjukkan komitmen ITB dalam menghadapi tantangan air global.

Tak hanya itu, ITB pun akan berpartisipasi dalam pameran dengan menampilkan beberapa kegiatan seperti Citarum Harum serta produk inovasi seperti alat ultrafiltrasi air berbasis membran dan alat pengukur kualitas air berbasis Internet of Things (IoT).

Agenda Forum Air Dunia ke-10 menjadi momen penting bagi ITB untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta memperkuat kerjasama dengan komunitas air dunia. ITB siap berkontribusi dalam upaya bersama untuk mengatasi berbagai tantangan air global dan memastikan keberlanjutan sumber daya air untuk generasi mendatang.

Keterbatasan air tanah

Seluruh bentuk kehidupan di muka bumi ini bergantung pada air, terlebih air tanah. Menurut Widodo, dosen Teknik Geofisika ITB, suplai air bersih memegang peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.

“Air dapat dikategorikan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan menjadi sangat esensial jika dibandingkan dengan siklus kehidupan manusia,” sebut Widodo.

Air tanah merupakan bagian dari siklus air yang disimpan di zona jenuh di bawah permukaan tanah dan bergerak perlahan melalui formasi geologi akuifer. Di sisi lain, air permukaan adalah air yang mengalir dari ketinggian ke Daerah Aliran Sungai (DAS), kemudian berlanjut ke sungai, waduk, maupun laut. Umumnya, air yang dibawa ke DAS terindikasi mengandung polutan dan zat kimia berbahaya lainnya.

Kondisi sedimentasi sungai juga diduga dapat menyebabkan pencemaran berupa sampah atau lumpur yang terkontaminasi limbah tercemar lainnya. Akibatnya, disfungsi aliran air pun terjadi sehingga meningkatkan risiko banjir dan pengurangan persediaan air bersih. Widodo menjelaskan, sebagian besar kebutuhan masyarakat dipenuhi oleh air tanah. Secara geologis, pembentukan air tanah memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.