Dampak perubahan iklim terhadap bencana alam di Indonesia. Temukan hasil riset dan analisis yang dilakukan oleh klimatologis di BMKG Jakarta.

Dampak perubahan iklim terhadap bencana alam di Indonesia. Temukan hasil riset dan analisis yang dilakukan oleh klimatologis di BMKG Jakarta.
Universitas Negeri Padang. (Foto: UNP)

Bencana yang terjadi Indonesia tidak lepas dari faktor perubahan iklim. Kampus memiliki tantangan terkait fenomena perubahan iklim dunia ini melalui riset-risetnya.

Amsari Mudzakir Setiawan yang kini merupakan klimaiologis dan analis cuaca di Sub Bidang Analisis dan Informasi Iklim, Bidang Analisis dan Variabilitas Iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta mengatakan kecenderungan bencana alam yang dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim dalam Focus Group Discussion (FGD) di Universitas Negeri Padang (UNP).

Amsari membedah topik bertajuk Krisis Iklim di Depan Mata, (Kampus Kita) Harus Berbenah. “Di antara 3.034 bencana yang terjadi sepanjang 2021 (per 26 Desember 2020) ternyata sebagian besar didominasi oleh bencana hidro-meteorologi,” demikian dikutip dari laman resmi UNP, diakses Sabtu, 4 Mei 2024.

Disebabkan bencana alam sangat memengaruhi eksistensi dan aktivitas manusia, maka BMKG beserta segenap stake-holder telah dan sedang melakukan berbagai hal, di antaranya berupa mitigasi, regulasi, informasi dan prediksi tren ke depan serta senantiasa melakukan monitoring, dan perkiraan probabilistik serta peluang curah hujan.

Sekaitan upaya sosialisasi dan mitigasi, BMKG melakukan berbagai program, di antaranya Sekolah Lapang Nelayan, Sekolah Lapang Iklim. Sekolah Lapang Gempa Bumi, dan banyak lagi. Rekomendasi Nara Sumber FGD menyarankan urgensi elaborasi penelitian dalam naungan kolaborasi dan kerjasama penelitian dari berbagai perspektif.

FGD tersebut digelar oleh Pusat Riset Perubahan Iklim atau Research Center for Climate Change(RCCC) Universitas Negeri Padang, 27 Desember 2021. Pusat Riset yang berdiri sejak 29 November 2021 lalu ini dipimpin oleh Nofi Yendri Sudiar,dosen dan peneliti di Jurusan Fisika, FMIPA, UNP.

Kepala RCCC Nofi Yendri Sudiar mengharapkan bantuan dan kerja sama dari BMKG, terutama dalam hal penyediaan data agar dapat dianalisis sesuai tujuan penelitian. “Semoga ke depan RCCC dan BMKG dapat bergandeng tangan menunjang Tri Darma Perguruan Tinggi,” demikian Nofi.

Ada pun susunan struktur RCCC-UNP adalah sebagai berikut: Kepala Nofi Yendri Sudiar, Sekretaris Irma Leilani Eka Putri, Bendahara Dezi Handayani. Sementara Divisi Penelitian dan Pengembangan Krismadinata, Deski Beri, Dilla Anggraina, Divisi Pendidikan dan Pelatihan Yohandri, Widya Prarikeslan, Divisi Sosialisasi, Publikasi dan Hilirisasi: Mohammad Isa Gautama, dan Mairizwan.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.