Kalimantan Barat rentan terhadap bencana alam. Perlu mitigasi bencana banjir, longsor, dan gempa untuk mengurangi risiko.

Kondisi alam Kalimantan Barat. (Walhi Kalimantan Barat) bencana alam
Kondisi alam Kalimantan Barat. (Walhi Kalimantan Barat)

Kondisi bumi Kalimantan Barat semakin rentan dari waktu ke waktu, terutama akibat meningkatnya intensitas bencana alam yang terjadi belakangan ini.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar, Hendrikus Adam, menyatakan selain banjir, longsor, dan puting beliung, sejumlah wilayah di Kalimantan Barat juga sering dilanda bencana alam.

“Beberapa waktu yang lalu, contohnya, wilayah dan akses jalan di Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, tergenang banjir. Selain banjir, gempa bumi juga sering menghantui warga Kalimantan Barat saat ini,” ujar Hendrikus Adam, diakses dari Walhi Kalimantan Barat, Rabu, 8 Mei 2024.

Lebih lanjut, ia menyatakan dalam dua tahun terakhir, bencana alam berupa gempa serupa juga terjadi di beberapa wilayah kabupaten/kota di Kalimantan Barat, termasuk di Bengkayang yang saat ini sedang dijadikan calon lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Menyambut Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2024 yang lalu, Walhi Kalimantan Barat mengadakan diskusi tematik dengan tema “38 Tahun Bencana Chernobyl – 26 April, Mau Buat Apa?” yang melibatkan berbagai rekan jejaring.

Diskusi ini tidak hanya menjadi tempat bagi berbagai gagasan mengenai isu lingkungan dan kolaborasi aksi yang dapat dilakukan, tetapi juga mengangkat wacana dan rencana pembangunan PLTN.

Pertemuan singkat ini menyepakati tanggal 26 April 2024 diadakan aksi bersama tingkat daerah dan nasional untuk mengenang peristiwa tragis bencana reaktor nuklir di Ukraina pada tahun 1986 tersebut.

“Dengan Bengkayang sedang menjadi target pendirian PLTN, aksi ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran akan bahaya nuklir di tengah minimnya informasi resmi dari pihak terkait,” tambahnya.

Melalui aksi yang bertepatan dengan Hari Chernobyl, Adam berharap dapat menyadarkan publik dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kembali rencana pendirian PLTN di Kalimantan Barat.

Ia juga mengajak semua warga yang tidak ingin Kalimantan Barat menjadi Chernobyl berikutnya untuk bersatu dan bergerak bersama.

“Mari kita jauhkan bumi Kalbar dari ancaman radiasi nuklir-PLTN sejak sekarang, melalui momentum Hari Bumi ini. Kita tidak ingin melihat kota hantu berikutnya seperti Pripyat di Ukraina akibat kecelakaan reaktor PLTN yang mengerikan bagi manusia dan lingkungan,” ungkapnya.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.