Dukung perlindungan lingkungan hidup di tanah Papua. Suara All Eyes on Papua semakin menguat di media sosial.

Suku Awyu dan suku Moi melakukan aksi damai di Mahkamah Agung Jakarta Pusat, 27 Mei 2024 lalu. (Foto: Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace)
Suku Awyu dan suku Moi melakukan aksi damai di Mahkamah Agung Jakarta Pusat, 27 Mei 2024 lalu. (Foto: Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace)

Seruan All Eyes on Papua menggema di media sosial beberapa hari terakhir. Dukungan untuk Papua tersebut bermunculan usai pejuang lingkungan hidup dari suku Awyu dan suku Moi mendatangi gedung Mahkamah Agung di Jakarta Pusat pada Senin, 27 Mei 2024 lalu.

Kedua suku asal Papua itu mengenakan pakaian khas suku masing-masing dan menggelar doa serta ritual adat di depan gedung Mahkamah Agung. Mereka menuntut lembaha hukum negara melindungi lingkungan hidup Papua.

Menyikapi hal itu, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Papua dengan menaruh keprihatinan mendalam akan ancaman deforestasi dan investasi asing yang mengancam keberlangsungan lingkungan hidup di tanah Papua.

Direktur Eksekutif Walhi Papua Maikel Primus Peuki mengatakan,tanah Papua dengan hutan-hutan primernya yang menakjubkan dan keanekaragaman hayati yang melimpah, kini berada di titik rawan.

“Investasi asing yang tidak terkendali, terutama dalam sektor pertambangan dan perkebunan, mengancam untuk merusak lingkungan yang rapuh ini,” ujar Maikel Primus Peuki melalui keterangan tertulis, diakses dari laman WALHI Papua, Senin, 17 Juni 2024.

Maikel menekankan perlunya tindakan segera dari semua pihak terkait penyelamatan hutan atau lingkungan hidup Papua.

“Pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap investasi asing yang tidak berkelanjutan dan memastikan bahwa proyek-proyek ini tidak merugikan lingkungan dan masyarakat adat Papua,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Maikel perusahaan-perusahaan yang melakukan praktek deforestasi ilegal harus dihentikan dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Kami juga mengajak masyarakat Papua dan dunia internasional untuk bersatu dalam menentang deforestasi dan investasi asing yang merusak lingkungan,” ungkapnya.

Meski begitu,hanya dengan kerjasama yang kokoh dan tekad yang bulat, kita dapat melindungi hutan-hutan dan kehidupan yang bergantung padanya.

Selain itu, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia kemarin, Walhi mengajak semua untuk memperkuat komitmen untuk melindungi alam dari ancaman pengrusakan berdalih investasi.

“Masa depan Tanah Papua dan planet ini tergantung pada tindakan kita hari ini. Kami mengajak semua pihak, baik pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, untuk bergabung dalam upaya pelestarian lingkungan hidup,” ungkapnya.

Lanjut Maikel, pihaknya bersama masyarakat komitmen harus menghentikan eksploitasi yang merusak, memperkuat perlindungan terhadap hutan-hutan, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan keseimbangan antara manusia dan alam.

“Mari kita berkomitmen untuk bertindak. Bersama-sama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tandasnya.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.