Penggunaan peralatan elektronik yang lebih ramah lingkunan dan efisiensi energi dapat membantu mengurangi emisi karbon.
Pengurangan emisi karbon di Tanah Air perlu didukung dengan praktik efisiensi energi melalui penggunaan peralatan elektronik yang lebih ramah lingkungan. Upaya mendorong penggunaan peralatan elektronik hemat energi itu saat ini dilakukan melalui kebijakan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Tanda Hemat Energi (LTHE).
“Penerapan peralatan hemat energi bisa mengurangi hampir 40 persen emisi karbon [berdasarkan riset CLASP],” kata Program Manager CLASP Asia Tenggara, Nanik Rahmawati dalam workshop terkait kebijakan SKEM dan LTHE yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Senin (10/6/2024).
CLASP adalah organisasi non-pemerintah (NGO) yang fokus pada isu efisiensi energi penggunaan perangkat elektronik, dan perubahan iklim.
Berangkat dari pentingnya efisiensi energi melalui skema SKEM dan LTHE sebagai bagian dari pengurangan emisi karbon, Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (The Society of Indonesian Environmental Journalists/SIEJ) bekerja sama dengan CLASP menggelar workshop yang melibatkan 20 jurnalis dari berbagai wilayah di Indonesia. Workshop ini diharapkan dapat memperkuat perspektif jurnalis dalam mengabarkan isu efisiensi energi melalui SKEM dan LTHE.
Acara ini juga menghadirkan narasumber dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) serta perwakilan dari kalangan produsen peralatan elektronik PT Daikin Air Conditioning Indonesia.
SKEM dan LTHE digadang-gadang sebagai upaya membatasi jumlah konsumsi energi agar lebih efisien. SKEM menunjukkan efisiensi energi minimal yang diizinkan agar suatu produk dapat beredar di Indonesia. Sedangkan LTHE merupakan label yang dibubuhkan pada peralatan elektronik sebagai informasi bahwa peralatan tersebut telah memenuhi kualifikasi produk ramah lingkungan.
Label tersebut dapat ditemukan di kemasan maupun produk yang sesuai dengan kriteria hemat energi.
Perlu dukungan
Nanik Rahmawati menilai transformasi menuju peralatan yang lebih hemat energi perlu dukungan semua pihak. Keberhasilan mendorong penggunaan energi yang lebih efisien dan transformasi pasar elektronik ke peralatan hemat energi adalah salah satu bentuk konkret kontribusi kita terhadap manusia dan planet.
Dalam mendorong terwujudnya praktik efisiensi energi melalui penggunaan peralatan hemat energi, maka peran jurnalis sangat penting dalam menginformasikan bagaimana penerapan SKEM dan LTHE ke masyarakat serta pentingnya efsisiensi energi.
“Dengan diterapkannya LTHE dan SKEM, konsumen dapat lebih cermat dalam menilai produk yang beredar di pasaran. Konsumen juga akan membandingkan tingkat efisiensi energi produk sebelum membeli. Secara tidak langsung, hal ini berpotensi meningkatkan ketertarikan konsumen terhadap produk yang lebih efisien dan menurunkan minat konsumen terhadap produk yang boros energi,” paparnya.
Senior Associate CLASP, Fadel Iqbal Muhammad menjelaskan SKEM dan LTHE bertujuan melindungi dan memberikan informasi kepada konsumen dalam pemilihan peralatan rumah tangga yang hemat energi dan efisien, serta mencegah produk yang tidak efisien masuk ke pasar Indonesia.
“Nilai SKEM menunjukan produk ini telah lolos hasil uji lab, serta jumlah pada simbol bintang mewakili seberapa efisien energinya. Jadi peralatan yang tidak ada label hemat energi seharusnya sudah tidak dijual lagi di pasaran,” jelasnya.
Ia juga mengatakan keberadaan LTHE dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk yang akan dibeli. LTHE bisa berperan sebagai label komparatif. Label komparatif merupakan label yang memberikan informasi mengenai tingkat efisiensi energi suatu produk dalam ukuran tertentu.
“Melalui label komparatif, posisi produk tersebut dapat dibandingkan secara relatif terhadap produk lain yang sejenis dalam satu kelas. Jumlah bintang yang ditunjukkan oleh label merupakan indikator tingkat hematnya produk tersebut, Tanda hemat energi ini yang ada label bintangnya, mulai dari bintang 1 sampai 5, di mana bintang 5 adalah yang paling tinggi, jadi yang paling hemat energi adalah bintang 5. Semakin banyak bintangnya semakin hemat energi,” kata dia.
Menurutnya konsumen memperoleh banyak keuntungan dengan penggunaan peralatan hemat energi. Produk yang memerlukan lebih sedikit energi akan membuat biaya operasional listrik konsumen setiap bulan akan lebih sedikit pula. Selain itu, konsumen juga dapat ikut andil dalam menghemat penggunaan listrik dan mengurangi emisi karbon.
“Sebelum melihat merek lihat dulu jumlah bintangnya. Lihat labelnya, saat membeli perangkat elektronik, cari tanda SKEM dan LTHE-nya dan bandingkan produk label hemat energi. Semakin banyak bintang semakin hemat. Ikuti panduan penggunaan yang efektif untuk mengoptimalkan efisiensi energi produk. Serta lakukan pemeliharaan rutin, jaga perangkat tetap bersih dan dalam kondisi baik untuk menjaga kinerja yang optimal,” tutur Fadel.
- Melihat pengalaman Australia di fase transisi energi
- Trend Asia: politik kebijakan cenderung koruptif jadi penyebab melambat transisi energi di Indonesia
- Pemberitaan transisi energi masih didominasi elite
- Greenpeace beberkan pengalaman buruk perdagangan karbon di Indonesia
- Air mata bahagia Awane Theovilla, ingin mengabdikan ilmunya di Papua