Penanganan TBC terkait erat dengan upaya preventif yang meliputi peningkatan sanitasi, sosialisasi pola hidup sehat, kebersihan lingkungan.

Di tengah tantangan penyebaran Tuberkulosis (TBC) yang masih signifikan, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanganan dini penyakit ini perlu digencarkan. Salah satu program terbaru yang dilakukan adalah kegiatan Tatap Muka Edukasi Manfaat dan Guna Terapi Pencegahan Tuberkulosis (Temu TPT), yang diselenggarakan di Puskesmas Kopo, Kota Bandung, Kamis, 11 Juli 2024.
Menurut Dzikri Muhammad Hermaja, District Officer for Advocacy and Partnership dari USAID Prevent TB, “Kegiatan Temu TPT bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, terutama kontak erat dengan penderita TBC, agar mereka dapat memahami risiko yang dihadapi serta langkah-langkah pencegahan yang efektif.”
Hermaja juga menekankan pentingnya tes mantoux sebagai bagian dari deteksi dini.
Linda, seorang warga Kelurahan Situsaeur, mengapresiasi kegiatan Temu TPT. “Ini bermanfaat banget. Adik saya kena TB Perut, saya jadi ingin tahu penyebabnya dan cara pencegahannya,” kata Linda.
Fauzan juga menyambut baik kegiatan ini, mencatat bahwa masyarakat kini lebih informasif mengenai gaya hidup sehat dan pencegahan TBC.
Angka TBC di Kota Bandung
Menurut data yang disampaikan oleh Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kota Bandung, Agung, kasus TBC di Kota Bandung mencapai 11.000 pada tahun 2023. Angka ini menegaskan pentingnya upaya terus-menerus dalam pencegahan untuk menekan angka kasus dan memastikan pengurangan ODTBC secara signifikan.
Pemerintah Kota Bandung mengklaim tidak hanya fokus pada penanganan kasus TBC, tetapi juga pada upaya preventif yang meliputi peningkatan sanitasi dan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat. Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar OPD dan kewilayahan dalam menangani kasus ini.
“Kita terus melakukan pencegahan mulai dari sanitasi hingga pola hidup bersih dan sehat terus disosialisasikan,” ujarnya.
Asep Saeful Gufron, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Bandung, menyoroti pentingnya pemetaan dan pengolahan data yang akurat dalam menangani kasus TBC. Dia menekankan bahwa data yang terkini memungkinkan pelayanan yang lebih efektif dan menyeluruh kepada masyarakat yang terkena TBC.
Pelayanan kesehatan harus maksimal
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini termasuk kerja sama erat dengan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam penanganan TBC dilakukan dengan baik.
Upaya pencegahan dan pengendalian TBC di Kota Bandung melibatkan pemerintah, lembaga kesehatan, dan partisipasi aktif masyarakat. Melalui edukasi yang intensif dan program-program pencegahan terstruktur, diharapkan angka kasus TBC dapat terus menurun menuju terwujudnya Kota Bandung yang bebas dari penyakit ini. Kolaborasi yang kuat antara semua pihak terlibat akan memberikan dampak positif dalam melindungi kesehatan publik.