Melalui pasar zero waste masyarakat diharapkan bisa berkontribusi pada pengurangan timbulan sampah plastik sekali pakai.
Masyarakat kampung SIBA KLASIK, Gresik, menggelar pasar zero waste bertema D’trial Pasaran Zero Waste yang melibatkan ibu-ibu Dawis. Bungkus produk yang dijual tidak boleh menggunakan plastik sekali pakai.
Saifudin Efendi ketua RT.02 RW.05 kampung SIBA KLASIK Sidokumpul mengatakan bahwa acara ini sudah disiapkan jauh-jauh hari untuk program merdeka sampah, penjual tidak boleh menggunakan pembungkus makanan plastik sekali pakai dan bayar dengan uang kreweng.
“Konsep acara ini memang bebas plastik sekali pakai, saya ingin mengajak masyarakat menjual produk olahan pangan sehat dan jajan tradisional sehingga ada nilai ekonomi tapi tidak memproduksi sampah berlebih dan ternyata bisa, tapi transaksi pembayarannya pakai uang kreweng yang sebelumnya sudah ditukar ke panitia,” terangnya, dikutip dari keterangan resmi yang diakses dari Aliansi Zero Waste Indonesia, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Iin Hidayati, salah satu pengunjung pasar zero waste yang berlangsung Sabtu, 24 Agustus 2024, merasa senang karena bisa menemukan makanan tradisional di sini.
“Saya tidak menyangka ternyata saya bisa temukan makanan tradisional disini seperti howok-howok, arang-arang kambang, petulo dan banyak lagi, aromanya wangi karena pakai bungkus daun, sehat, dan enak,” ujarnya.
Ibu Ninis anggota Dawis mengungkap bahwa melalui kegiatan D’trial Pasaran Zero Waste timnya memperoleh keuntungan 600 ribu rupiah.
Ditemui ditempat yang sama, lurah Sidokumpul Mukhlisun mengapresiasi acara pasar zero waste.
“Lumayan ya dari penjualan hari ini karena pengunjungnya banyak sampai kualahan, tapi untungnya semua pembeli kebagian kok, ada yang membawa wadah sendiri kalau tidak bawa kami ada wadah daun pisang berbentuk takir dan pincuk,” jelasnya.
“Saya menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh kampung SIBA KLASIK, pengunjung sangat banyak, juga berasal dari RT sebelah dan luar kawasan Sidokumpul, saya berharap kegiatan ini bisa dilakukan rutin ya, dengan konsep zero waste sehingga tidak banyak timbulan sampah dihasilkan dalam kegiatan ekonomi kerakyatan seperti ini,” ungkapnya dengan bangga.
Sebelumnya Kabupaten Gresik memiliki melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memiliki program Gresik Kawasan Merdeka Sampah (GKMS) di mana masyarakat bisa berkontribusi pada pengurangan timbulan sampah dalam berbagai kegiatan melalui kegiatan pemilahan sampah sejak dari rumah dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.