Persoalan kerusakan alam di Bali tak terkendali. Diperlukan upaya pengurangan sejak di sekolah.
Kerusakan alam di Bali semakin tahun terus bertambah, kerakusan manusia tidak ada batasnya. Padi di sawah terus menghilang diganti beton villa, hotel, dan kafe. Jalanan Denpasar, Kuta, Ubud macet. Di sisi lain, masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih karena prioritasnya kini justru untuk pariwisata.
Lalu, sampah juga menumpuk di jalanan dan di tempat pemrosesan akhir (TPA) seluruh Bali. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya kesadaran memilah sampah ditambah infrastrukturnya yang tidak memadai. Masih banyak lagi persoalan kerusakan alam dan lingkungan di Bali yang tak terkendali.
Ketidakpedulian pemangku kepentingan terhadap lingkungan ini sama halnya membiarkan tindak kejahatan penghidupan. Perilaku pembiaran terhadap kerusakan lingkungan tidak bisa dikembangkan pada kalangan generasi muda. Pembentukan pribadi dan perilaku baik harus ditanamkan sejak dini.
Oleh karena itu, Program Sekolah Ekologis yang dirintis sejak tahun 2021 terus berkontribusi pada dunia pendidikan khususnya di Bali. Program Sekolah Ekologis sendiri adalah sebuah media edukasi Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Bali (PPLH Bali) bersama Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) untuk mencetak generasi hijau yang peduli lingkungan bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Bali.
PPLH Bali bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali dan Dinas Lingkungan Hidup Kota/Kabupaten se-Bali tahun 2024 menyelenggarakan roadshow bertajuk “Green Gen Power: Sekolah Ekologis, Anak Muda, dan Aksi Nyata.”
Roadshow Sekolah Ekologis dimulai 7 Agustus – 13 September 2024 dilakukan ke 17 sekolah di Bali diantaranya: SDN 7 Dauh Puri, SDN 29 Pemecutan, SMP PGRI 3 Denpasar, SDN 6 Tuban, SMPN 2 Mengwi, SMPN 1 Gianyar, SDN 1 Mambang, SMPN 1 Tabanan, SMPN 1 Bangli, SDN 1 Tojan, SMPN 3 Amlapura, SDN 4 Pendem, SMPN 1 Negara, SDN 1 Banyuning, SMPN 4 Sukasada, SDN 2 Lebih, dan SDN 3 Peguyangan.
“Pendidikan adalah senjata yang ampuh untuk menyelamatkan lingkungan karena melalui pendidikan inilah aksi-aksi penyelamatan dan juga penyemaian nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan dapat dilakukan. SMP PGRI 3 Denpasar pun sangat senang dan bahagia dengan terpilihnya sekolah kami menjadi sekolah Ekologis,” kata Ni Made Chandra Widayanti selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 3 Denpasar menanggapi kehadiran program sekolah ekologis di sekolahnya, diakses dari laman AZWI, Minggu, 29 September 2024.
Perjalanan ke sekolah tidak sekadar kunjungan semata, tapi Tim PPLH Bali memberikan penguatan kapasitas kepada para duta sekolah ekologis. Masing-masing sekolah telah dipilih 20 anak sebagai duta sekolah ekologis ini. Selama 7 jam, duta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pendidikan lingkungan. Ada 4 materi utama yakni Pengenalan Sekolah Ekologis, Hak Ekologi Anak, Pengelolaan Sampah dan Solusinya, Latihan Kepemimpinan Dasar, Rencana Kerja Duta Sekolah Ekologis serta ditutup dengan Upacara Pengukuhan Duta Sekolah Ekologis.
Metode penyampaian materinya beragam mulai dari presentasi, tanya jawab, main peran, kuis, game, bernyanyi, nonton film sampai dengan praktik. Metode yang mudah dimengerti anak-anak menjadi penting karena ini bekal para duta untuk menyebarkan pengetahuan dan keterampilan kepada kawan sebayanya di sekolah.
Materi pertama, “Pengenalan Sekolah Ekologis,” anak-anak diajak mendekatkan diri sebagai anak yang mengenal sumber daya alamnya di Bali. Lalu, hubungan timbal balik manusia dan makhluk hidup lainnya. Mengenalkan lingkungan sekolah yang dapat mengupayakan pemenuhan hak ekologis anak, bersih, sehat, aman, dan berkelanjutan. Materi utama dalam sekolah ekologis di antaranya: Sampah dan Pencemaran Lingkungan, Konservasi Air dan Energi, Keanekaragaman Hayati, Kantin Sehat Sekolah. Penyampaian materinya pun dilakukan dengan metode kuis. Setiap anak mendapatkan 2 tongkat jawaban yang bisa digunakan bolak-balik karena terdapat kartu jawaban A, B, C, dan D.
Pengenalan sekolah ekologis untuk mengurangi kerusakan alam
Hak Ekologi Anak menjadi materi berikutnya. Anak-anak diperkenalkan dengan hak anak atas lingkungan lewat permainan peran maupun permainan teka-teki. Terdapat empat cerita pendek berbeda dalam permainan peran yang bertemakan sampah, kebun sekolah, air, dan kantin sekolah. Baik permainan peran maupun permainan teka-teki, peserta diajak menemukan hak-hak anak seperti hak atas bermain, hak atas informasi, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak adat anak serta hak bersuara dan berpendapat.
Supaya nantinya siap melakukan aksi nyata sebagai anak muda, anak-anak diajak berlatih kepemimpinan dasar lewat sejumlah permainan seperti permainan sambung kata, for one goal, rebut jabatan, irigasi bola, dan lainnya. Materi Latihan Kepemimpinan Dasar penting bagi calon duta sekolah ekologis karena dimaksudkan untuk menyadarkan anak-anak bahwa setiap dari kita merupakan seorang pemimpin. Lalu, kunci menjadi pemimpin adalah mampu memberi pengaruh kepada orang lain setelah meningkatkan kemampuan komunikasi dan solidaritas sebagai perwakilan Duta Sekolah Ekologis.
Latihan kepemimpinan dasar untuk mengurangi kerusakan alam
Pengelolaan Sampah dan Solusinya banyak menggunakan metode pengamatan dan praktik. Anak-anak diajak mengenal jenis-jenis plastik dengan melihat kode pada kemasan plastik yang ada dalam keseharian mereka. Selanjutnya, secara berkelompok, anak-anak belajar Waste Analysis Characteristic Study (WACS) dengan cara memilah jenis sampah, menimbangnya, dan melakukan pencatatan. Tidak lupa melakukan Waste Analysis and Brand Audit (WABA) dengan cara menganalisis kemasan plastik pada suatu produk dan menghitungnya. Sesi diakhiri dengan praktik pembuatan kompos dari sampah organik.
Belajar mengompos
Materi terakhir adalah menyusun Rencana Kerja dalam Peran Duta Sekolah Ekologis. Secara berkelompok, anak-anak mendiskusikan ide kegiatan yang bisa dilakukan di sekolahnya berkaitan dengan pengelolaan sampah, konservasi air dan energi, keanekaragaman hayati, kantin sekolah sehat, serta komunikasi dan informasi. Selain berkesempatan mengutarakan idenya, anak-anak juga bisa melakukan voting mana yang sekiranya dari ide yang telah terkumpul yang mampu dikerjakan di sekolah secara berkelanjutan.
Penghujung kegiatan roadshow ini dilakukan pembacaan Komitmen Duta Sekolah Ekologis oleh seluruh duta. Setelah itu, Catur Yudha Hariyani (Direktur PPLH Bali) didampingi oleh Ni Made Diyah Darma Yanti (Program Manager Sekolah Ekologis) dan Kepala Sekolah menyematkan pin kepada para tim duta dan guru pendamping dan untuk ketua duta mendapatkan selempang kain disandangkan di bahu sebagai tanda anak-anak telah resmi mengemban tugas menjadi Duta Sekolah Ekologis periode 2024-2025.
Ketua duta sekolah ekologis dari SDN 4 Pendem, I Made Teguh Dwi Pradana mengutarakan harapannya usai menerima seluruh materi, “Harapannya, saya bisa mengajak teman-teman untuk memilah, mengolah, dan mengurangi sampah. Semoga juga teman-teman bisa mengerti soal memilah, mengolah, dan mengurangi sampah plastik (sekali pakai) sehingga sekolah kami bisa menjadi lebih baik, lingkungannya lebih asri, hijau, dan aman.”
Pengukuhan ketua duta sekolah ekologis
Mewujudkan Sekolah Ekologis tidak bisa dilakukan sendiri, PPLH Bali membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan 17 sekolah dan mengangkat sebanyak 350 siswa-siswi terpilih menjadi duta sekolah ekologis. Hal ini sebagai bentuk komitmen untuk terus melakukan kerja-kerja pelestarian tanpa henti dan berestafet ke generasi berikutnya. Program Sekolah Ekologis juga disambut baik oleh Ni Ketut Catur Aryathi, Pejabat Fungsional Pengawas selaku perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Jembrana.
“Program sekolah ekologis bermanfaat sekali bagi sekolah karena di sana warga sekolah bisa belajar tentang dampak lingkungan yang tercemar dan manfaat lingkungan yang bagus untuk kesehatan. Melalui program sekolah ekologis ini, siswa-siswi bisa melakukan aksi nyata dalam pelestarian lingkungan dan bisa menggetok tularkan di rumah dan lingkungan sekitarnya,” kata Ketut Catur Aryathi.