eFishery memberikan akses pendanaan penting bagi pembudidaya lokal, mendukung pertumbuhan akuakultur berkelanjutan dan inklusi ekonomi.

Wilayah operasional eFishery di Indonesia. (eFishery)
Wilayah operasional eFishery di Indonesia. (eFishery)

Mendorong perubahan positif di industri akuakultur, eFishery dalam usia 11 tahun mengumumkan Laporan Keberlanjutan dan Laporan Dampak. Dalam laporan ini, eFishery berkomitmen mempratikkan bisnis akuakultur berkelanjutan dan signifikan dengan inovasi teknologi mulai dari meningkatkan produktivitas, profitabilitas, dan profesionalisme.

Perusahaan akuakultur ini memfokuskan pada tiga area mulai dari Komunitas Sejahtera (Thriving Communities), Keanekaragaman Hayati dan Aksi Iklim (Biodiversity and Climate Action), dan Akuakultur Berkelanjutan Berbasis Teknologi (Tech Enabled Sustainable Aquaculture).

Senior Manager Sustainability & Development eFishery Trini Pratiwi menuturkan pelaporan ini merupakan momen penting yang tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap akuakultur. Namun, mencerminkan juga dedikasi perusahaan terhadap transparansi dan akuntabilitas.

eFishery merangkum dampak keseluruhan hasil laporan berdampak, menyoroti efek positif dari eFisheryku, Kabayan, dan eFeeder terhadap pendapatan bulanan, laba bersih, dan probabilitas keuntungan. Di antaranya, kombinasi penggunaan eFisheryKu (Beli Pakan, Lapak Ikan, Kabayan) dan eFeeder meningkatkan 91% pendapatan total bulanan pembudidaya, dengan penambahan keuntungan bersih per bulan Rp19,2 juta dan probabilitas keuntungan 28.6% dan penggunaan eFisheryku (Beli Pakan, Lapak Ikan, Kabayan) meningkatkan 78% pendapatan total bulanan pembudidaya, dengan penambahan keuntungan bersih per bulan Rp11,2 juta dan probabilitas keuntungan 11%. Manfaat akan makin meningkat jika pembudidaya menggunakan gabungan layanan. 

“Seiring kami terus berinovasi dan memimpin dalam praktik keberlanjutan, kami mengundang semua pemangku kepentingan untuk bergabung dalam menciptakan dampak positif bagi pembudidaya, masyarakat, dan lingkungan,” ujar Trini, di acara peluncuran Laporan Keberlanjutan dan Laporan Dampak, di kantor eFishery Bandung, Jumat, 18 Oktober 2024.

Laporan keberlanjutan yang dirinci selama periode 1 Januari hingga 31 Desember 2023 merinci strategi keberlanjutan, indikator kinerja kunci, dan keselarasan dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs) berkomitmen untuk transparan dalam menjalankan operasi dan rantai pasok

Upaya akuntabilitas ini disusun dengan standar global. Laporan ini mencakup 12 tujuan keberlanjutan jangka panjang dan skor ESG di antaranya komitmen membantu 100,000 kelompok pembudidaya di tahun 2030, 100 juta dolar program pembiayaan pembudidaya di tahun 2030 dan mengurangi risiko kelaparan bagi lebih dari 1 juta masyarakat  di tahun 2050. Pendapatan eFishery sepanjang tahun 2023 mencapai 10,8 triliun rupiah, berhasil menyalurkan lebih dari 653 miliar rupiah kredit pembiayaan melalui Kabayan (Kasih, Bayar, Nanti).

CEO Center Of Center of Governance, Enviromental, Social and Govarnance Studies (CEGSS), Universitas Airlangga, Iman Harymawan mengatakan, insiatif eFishery dengan program Kasih, Bayar, Nanti (Kabayan) menunjukkan komitmen kuat terhadap inisiatif sosial. 

“Inisiatif ini memberikan akses pendanaan penting bagi pembudidaya lokal, mendukung pertumbuhan akuakultur berkelanjutan dan mendorong inklusi ekonomi. Kinerja sosial dan lingkungan eFishery adalah contoh praktik terbaik dalam tanggung jawab perusahaan, memberikan dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi dan sosial lokal,” ujar Iman.

Laporan Dampak eFishery ini menyoroti juga dampak mendalam dari inisiatif pembudidaya yang berkerja sama dengan Unit Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada. Dalam penelitian evaluasi dampak ini menggunakan pendekatan inferensi kausalitas membuktikan manfaat dari produk dan layanan eFishery terhadap pembudiaya.

Ketua Tim Riset, P2EB UGM, Evi Noor Afifah mengatakan, penelitian terhadap produk dan layanan terhadap kinerja pembudidaya menggunakan metode difference-in-differences (DiD). Data yang digunakan menggunakan hasil survei terhadap pembudidaya yang dilakukan pada tahun 2022 oleh Universitas Indonesia. Di tahun 2023 dilakukan survei kembali. Hasil laporan ini menyajikan hasil analisis dampak produk dan layanan terhadap pencapaian kinerja kunci yang dirasakan para pembudidaya.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.