Sektor otomotif di Indonesia harus ramah lingkungan untuk mengurangi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim.
KPBB dan ClimateWorks Foundation menggelar Workshop Nasional mengenai Grand Design Net Zero Emission Vehicle (Net-ZEV) dalam kerangka RPJMN 2025-2029.
Ahmad Safrudin dari KPBB, selaku penyelenggara acara, menegaskan bahwa RPJMN 2025-2029 harus berlandaskan pada strategi trisula yang mencakup tiga poin utama agar mampu mengurangi dampak buruk Gas Rumah Kaca (GRK).
“Pertama, pelaksanaan mitigasi Gas Rumah Kaca untuk menyelamatkan dunia dari krisis iklim; kedua, menciptakan industri manufaktur nasional yang dapat memproduksi kendaraan dengan teknologi yang efektif dalam memitigasi GRK; dan ketiga, memanfaatkan keunggulan sumber daya alam Indonesia untuk mendukung industri Net-ZEV secara global,” ujar Ahmad, dalam keterangan resmi, 8 November 2024.
Workshop ini dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, M. Rachmat Kaimuddin, dan dihadiri oleh 133 peserta yang mewakili berbagai sektor pemerintahan, industri otomotif, dan masyarakat sipil.
Ahmad melanjutkan, strategi trisula ini bertujuan untuk mengembangkan sektor otomotif yang ramah lingkungan sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Ahmad menambahkan bahwa pengembangan teknologi kendaraan berbasis listrik (BEV) merupakan langkah penting untuk mewujudkan visi tersebut.
Pentingnya Net-ZEV untuk mengurangi Gas Rumah Kaca
Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, M. Rachmat Kaimuddin, dalam pidato pembukaannya, menjelaskan peran penting Net-ZEV dalam mencapai Vehicle Carbon Neutral.
“Net-ZEV adalah kendaraan dengan emisi yang mendukung terwujudnya Vehicle Carbon Neutral, di mana emisi karbon yang dihasilkan dapat diimbangi dengan kemampuan mitigasi yang ada,” ungkapnya.
Rachmat juga menyampaikan bahwa RPJMN 2025-2029 sedang disesuaikan dengan visi Presiden, termasuk adopsi Net-ZEV dalam agenda pembangunan nasional lima tahun mendatang.
“Net-ZEV harus menjadi pendorong pembangunan industri otomotif nasional yang berfokus pada kendaraan beremisi nol. Ini akan membawa dampak positif bagi mitigasi emisi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Rachmat.
Ratna Kartikasari, perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup, mengungkapkan bahwa sejak awal 2023, Kementerian Lingkungan Hidup sedang menyusun Standar Karbon untuk kendaraan bermotor.
“Standar ini bertujuan untuk mengendalikan tingkat emisi karbon kendaraan yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia,” jelas Ratna.
Dengan adanya Standar Karbon Kendaraan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung implementasi Net-ZEV dalam kerangka penurunan GRK.
“Standar ini akan mendukung pencapaian target penurunan Gas Rumah Kaca dalam NDC 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri, atau 41% dengan dukungan internasional, serta mendukung target NZE 2060,” Ratna menambahkan.
Peningkatan kualitas BBM dalam menurunkan Gas Rumah Kaca
M Ilhamsyah dari Kementerian ESDM menjelaskan bahwa peningkatan kualitas bahan bakar minyak (BBM) menjadi langkah penting dalam mengurangi emisi kendaraan bermotor.
“Untuk memenuhi target penurunan emisi dalam NDC 2030 dan transisi menuju NZE 2060, kami akan meningkatkan kualitas BBM, seperti bensin dan solar, dengan menekan faktor emisi karbon yang dihasilkan,” jelas Ilhamsyah.
Langkah ini sejalan dengan kebutuhan industri otomotif dalam mengurangi emisi karbon kendaraan, sekaligus mendukung pencapaian target pembangunan yang berkelanjutan dalam RPJMN 2025-2029.
“Kebijakan ini diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi kendaraan rendah emisi di Indonesia,” tambah Ilhamsyah.
Workshop ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antar-sektor untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan. Pencapaian Net-ZEV tidak hanya bergantung pada adopsi kendaraan listrik, tetapi juga pada kebijakan yang mendukung pengurangan emisi secara keseluruhan. Hal ini melibatkan sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat.
Ratna Kartikasari juga menekankan bahwa pencapaian target emisi yang ambisius memerlukan penguatan sektor transportasi dengan standar emisi yang ketat dan pemanfaatan teknologi hijau. Selain itu, pengembangan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik dan kebijakan fiskal yang mendukung industri Net-ZEV perlu diperkuat dalam periode RPJMN 2025-2029.
Menatap masa depan dengan kendaraan beremisi nol
Workshop Nasional ini menegaskan bahwa pengembangan kendaraan Net-ZEV adalah langkah strategis dalam penurunan emisi gas rumah kaca dan pencapaian target Net-Zero Emission pada 2060. Dengan adanya dukungan kebijakan yang tepat, peningkatan kualitas bahan bakar, serta penguatan industri otomotif nasional, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal pengembangan infrastruktur dan kesiapan pasar. Meski demikian, komitmen pemerintah untuk mempercepat transisi energi, didukung oleh kebijakan yang jelas dan pelibatan sektor swasta, menjadi kunci untuk mencapai mobilitas berkelanjutan di Indonesia.