Mahasiswa ITB meneliti pemanfaatan bakteri ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit.
Sekelompok mahasiswa ITB dari jurusan Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) mempublikasikan artikel ilmiah mereka di International Journal of Oil Palm (IJOP), sebuah jurnal bergengsi yang diterbitkan oleh Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI).
Artikel mahasiswa ITB yang berjudul Utilization of Pseudomonas fluorescens Bacteria in Weed Control and Phosphate Supply in Oil Palm ini membahas penggunaan bakteri Pseudomonas fluorescens sebagai metode inovatif untuk pengendalian gulma dan peningkatan produktivitas dalam budidaya kelapa sawit.
Penelitian ini dimulai dari tugas Research-Based Learning dalam mata kuliah Mikrobiologi Pertanian yang diampu oleh Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Bioteknologi Mikroba Anriansyah Renggaman.
Tim yang terdiri dari Muhammad Nabil Razhin, Audrey Josephine Lay, Kania Ramadhani Iskandar, dan Aliyah Revitaningrum tersebut mengangkat topik pemanfaatan bakteri ramah lingkungan, untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Setelah mempresentasikan topik ini di kelas, mereka membawa ide tersebut ke kompetisi call-for-papers IJOP dan meraih juara 1 sehingga artikel mereka dapat dipublikasikan.
Proses untuk mempublikasikan jurnal terdiri dari beberapa tahapan. Selain melakukan penelitian berbasis literatur, mereka juga harus menerjemahkan artikel ke dalam bahasa Inggris dan menyusun naskah sesuai standar jurnal internasional. Tantangan utama yang mereka hadapi adalah kurangnya referensi mengenai dosis optimal penggunaan bakteri ini.
Artikel ini tidak hanya memberikan pandangan baru bagi para peneliti, tetapi juga menawarkan solusi yang ramah lingkungan bagi industri kelapa sawit. Penggunaan bakteri Pseudomonas fluorescens menawarkan dua manfaat utama, yaitu menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan ketersediaan fosfat sebagai salah satu nutrisi utama bagi tanaman kelapa sawit.
“Kami sebagai mahasiswa Rekayasa Pertanian merasa senang karena dapat menerapkan prinsip rekayasa biosistem yang sudah diajarkan selama perkuliahan untuk memberikan solusi bagi petani,” ungkap Audrey, diakses dari laman ITB, Minggu, 29 Desember 2024.
Keberhasilan publikasi ini memberikan rasa bangga dan motivasi bagi mereka. Tim ini berharap karya mereka dapat mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia yang berdampak negatif pada lingkungan dan menjadi pijakan bagi penelitian lanjutan yang berfokus pada aplikasi di lapangan secara langsung.
- Menanti Pencabutan Izin PLTU Ombilin SawahluntoPLTU Ombilin di Sawahlunto menuai kritik akibat pencemaran lingkungan dan dampak kesehatan sejak awal 2000-an. LBH Padang dan Trend Asia menggugat KLHK untuk mencabut izin PLTU ini, dengan sidang putusan dijadwalkan pada 21 Januari 2025. Kasus ini menjadi simbol desakan transisi energi bersih di Indonesia.
- Pengembangan pangan dan energi di Merauke berpotensi melanggar HAMBukan kemakmuran bersama yang dirasakan di Merauke dengan adanya program Pangan dan energi di Marauke, melainkan segudang persoalan baru.
- Mimpi swasembada pangan minus kesejahteraan petaniSetelah kejatuhan Orba, importasi pangan merajai pangan nasional. Indonesia mengandalkan impor sebagai pemasok pangan nasional.
- Bagi masyarakat adat Aara, wilayah adat adalah identitasPengusulan wilayah adat masyarakat adat Aara bukan hal mudah. EcoNusa melakukan pendampingan kepada masyarakat adat ini sejak Juni 2024.
- Usulan revisi Undang Undang Pembaruan Agraria 1960 adalah pengingkaran konstitusiUndang Undang Pembaruan Agraria merupakan panduan dalam mengelolah kekayaan agraria secara berkeadilan. UUPA adalah amanat konstitusi.
- Pertanian food estate bukan jawaban pemenuhan pangan nasionalMenurut Food Estate dikhawatirkan hanya bertujuan mengganti produsen pangan dari tangan petani ke tangan korporasi.