Siswa peserta Program Sekolah Ekologis pamerkan sampah kompos organik, eco enzyme, daur ulang kertas, dan peralatan zero waste.

Program Sekolah Ekologis diharapkan mampu mendorong sekolah-sekolah untuk menerapkan gaya hudup ramah lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah. Program ini digagas Ecoton di sejumlah sekolah.
Manager edukasi ECOTON Alaika Rahmatullah mengatakan bahwa melalui program Sekolah Ekologis ECOTON pihaknya bisa menularkan gerakan ramah lingkungan ke lingkungan sekolah.
“Program Sekolah Ekologis yang kami miliki mampu mendorong sekolah menjadi sekolah zero waste, apapun kegiatan yang dilakukan selalu memperhatikan hak-hak ekologis anak dan kesehatan anak, sehingga tercapai masa depan anak yang lebih baik,” terang Alaika, dikutip dari keterangan resmi, diakses Minggu, 16 Februari 2025.
Program Sekolah Ekologis antara lain dilakukan di SDIT Yaa Bunayya bertepatan dengan Hari Santri Nasional (HSN) tahun lalu. SDIT Yaa Bunayya menggelar pameran dan bazar bernuasa zero waste pada Jumat, 25 Oktober 2024. Acara ini digelar di halaman sekolah dengan pentas seni dan pertunjukan yang diikuti 500 anggota siswa dan guru.
Dalam acara ini juga dimeriahkan dengan pameran foto kondisi sungai Brantas yang tercemar mikroplastik sehingga bisa menggugah kesadaran siswa untuk tidak membuang sampah plastik ke sungai dan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan zero waste.
Kepala SDIT Yaa Bunayya, Ibu Jajuk Soerjatiningsih, menyampaikan bahwa tema zero waste memang sengaja dipilih mengingat sekolahnya sudah berpredikat Adiwiyata.
“Hari ini kami bangga bisa menggelar HSN ini dengan tetap memperhatikan lingkungan, saya wajibkan siswa-siswi membawa wadah dan botol minum ketika membeli makanan jadi kita bebas kemasan plastik dan tidak hanya itu penjual juga harus patuh bahwa makanan tidak boleh mengandung 5P (pengawet, pewarna, pemanis, penyedap, dan pengenyal),” tegasnya.
Tidak hanya itu pada kesempatan ini juga terdapat kelompok Siswa Peduli Lingkungan (SPILL) yang memamerkan hasil pengelolaan sampah mereka berupa kompos organik, eco enzyme, kerajinan daur ulang kertas dan berjualan peralatan zero waste.
Dhania salah satu anggota SPILL mengatakan dirinya senang kerena bisa mengajak teman-teman lain peduli lingkungan.
“Saya senang bisa mengajak teman-teman peduli lingkungan pada HSN kali ini, saya dan teman-teman lain menjual kompos hasil panen kami disekolah, menjual peralatan zero waste seperti sedotan stainless dan sendok kayu dan berkampanye untuk mengurangi penggunaan bungkus plastik”, terangnya.
Dhania mengaku penjualan hari ini cukup laris, “saya dan teman-teman semangat menjual produk-produk kami sehingga kami bisa memperoleh 85 ribu rupah selain itu bisa memperkenalkan cara belanja sabun dengan refill kepada teman,” tuturnya dengan bangga.
- Deru mesin di surga karang dan pertaruhan status Geopark Ciletuh
Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) Sukabumi, sejatinya adalah benteng konservasi. - Ingin perluas kebun sawit dan tebu di Papua, presiden dinilai tak punya empati
WALHI menilai rencana perluasan kebun kelapa sawit dan tebu di Papua merupakan sikap tak punya hati dan empati. - Risiko cuaca ekstrem semakin tinggi
Angin kencang dan hujan lebat makin sering terjadi sementara alokasi anggaran penanganan bencana semakin menciut. - Ilmuwan: Teluk Saleh mungkin tempat hiu paus melahirkan dan asuh bayi
Teluk Saleh di NTB kemungkinan besar menjadi habitat hiu paus melahirkan dan mengasuh bayi-bayinya - Sampah numpuk, warga Tangsel desak perubahan sistem kelola TPA Cipeucang
TPA Cipeucang satu-satunya tempat pemrosesan akhir sampah di Kota Tangerang Selatan. yang kapasitasnya sangat minim - Mahasiswa Unismuh dorong gerakan kampus hijau dari ruang akademik hingga alam terbuka
Mahasiswa Unismuh dorong gerakan kampus hijau dari ruang akademik hingga alam terbuka





