Tiga wilayah menjadi lokasi riset dampak PLTU pada kerusakan lingkungan, yakni Paiton, Pacitan, dan Cilacap.

Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di berbagai tempat dapat menjadi pemicu adanya krisis iklim dan krisis sosial ekonomi di masyarakat yang hidup di sekitarnya. Dalam catatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), PLTU menimbulkan krisis ekologis berupa kerusakan lingkungan yang berdampak bagi aspek biotik dan abiotik.
Berangkat dari persoalan tersebut, WALHI melakukan riset yang bertujuan untuk melakukan pembacaan ulang mengenai dampak PLTU bagi lingkungan sekitarnya dan mengapa muncul urgensi untuk phaseout, serta perlunya mendorong transisi energi ke energi terbarukan.
Ada tiga wilayah yang menjadi lokasi riset ini yakni PLTU Paiton di Jawa Timur, PLTU Pacitan di Jawa Timur dan PLTU Cilacap di Jawa Tengah. Riset ini menggunakan metode kualitatif berupa catatan lapangan yang diperkuat dengan pengadopsian metode descriptive checklist Environmental Impact Assessment sebagai pedoman pengambilan data.
“Hasil riset dari tiga wilayah PLTU yakni Paiton, Jawa Timur, Pacitan, Jawa Timur dan Cilacap, Jawa Tengah bahwa keadaan lingkungan, sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat menunjukkan adanya penurunan daya tahannya,” demikian temuan riset Walhi, diakses Jumat, 21 Februari 2025.
Dari ketiga wilayah tersebut menunjukkan adanya dampak langsung yang dirasakan oleh warga di sekitar situs produksi, mulai dari ekonomi baik nelayan maupun petani yang mengeluhkan menurunnya pendapatan mereka, sampai menurunnya kondisi kesehatan mereka.
Dampak PLTU sifatnya jangka panjang, perubahannya pelan dari tahun ke tahun namun dalam waktu yang lama sangat berdampak, terutama menyumbang degradasi ekosistem, penurunan ekonomi sampai meningkatkan peningkatan risiko kesehatan warga di area terdekat hingga terjauh dari situs PLTU.
Riset yang dilakukan secara kolaboratif oleh tiga organisasi WALHI Region Jawa yakni WALHI Jawa Tengah, WALHI Jawa Timur dan WALHI Yogyakarta yang juga bagian dari koalisi Bersihkan Indonesia mencoba memberikan informasi dan gambaran mengenai potret kehidupan warga di sekitar PLTU.
“Wilayah yang kami jadikan sumber amatan ada di wilayah Paiton, Kabupaten Probolinggo, Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur dan Karangkandri, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah,” kata Walhi.
Dari ketiga wilayah tersebut memiliki kemiripan terkait dampak, terutama pada ekosistem baik laut maupun darat, serta memengaruhi kehidupan warga yang bekerja sebagai nelayan dan petani. Tetapi setiap wilayah memiliki keunikan tersendiri terkait problem yang mereka hadapi. Sehingga dapat menjadi fakta baru mengenai dampak energi fosil atau dalam tagline kampanye disebut sebagai energi kotor.
Penting kiranya wacana transisi energi berkeadilan atau sebagai sebuah konsep perubahan energi dari fosil ke energi terbarukan yang minim risiko dan tidak eksploitatif, secara bayangan tidak lagi diserahkan ke mekanisme pasar, tetapi benar-benar dikelola oleh negara dan komunitas, ini merupakan sebuah mimpi atau boleh dikatakan sebagai cita-cita. Sebagai salah satu bagian dari upaya mendorong transformasi ekonomi dan tata kelola lingkungan untuk menghentikan krisis iklim.
- Transisi hijau untuk keadilan iklim, alam dan manusia
Tanpa arah yang jelas dan keberanian mengubah cara berpikir, transisi hijau berisiko mengorbankan alam dan meminggirkan mereka yang paling rentan. - Menjemput fajar digital dan keadilan energi di jantung 3T
Cahaya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar adalah pengakuan bahwa keadilan energi adalah hak asasi, bukan sekadar komoditas. - Dari kilau surya dan jantung bumi ke jalan raya
Swasembada energi dari hulu ke hilir: energi bersih dari sumber daya domestik, digunakan untuk transportasi tanpa emisi. - Akankah China jadi sekutu nuklir Indonesia?
Indonesia ingin pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya beroperasi pada tahun 2032, namun terdapat tantangan teknis dan geopolitik - Daun kaliandra, sumber energi bersih dan ramah lingkungan dari kekayaan lokal
Potensi daun kaliandra sebagai solusi energi bersih. Penelitian terbaru menunjukkan manfaat luar biasa dari tanaman ini. - Mengolah limbah organik ampas kopi menjadi biogas
Biogas sebagai sumber energi alternatif menjadi jawaban untuk mengurangi dampak krisis iklim karena pembakaran bahan bakar fosil.





