Kisah macan tutul di Hotel Anugerah Bandung memperlihatkan realitas mengkhawatirkan tentang populasi mereka di alam liar.

Macan tutul. (Diskominfo Kota Bandung/UPI)
Macan tutul. (Diskominfo Kota Bandung/UPI)

Seekor macan tutul Jawa ditemukan tersesat di lantai dua Hotel Anugerah, kawasan Sukasari, Kota Bandung, Senin pagi (6/10/2025). Peristiwa langka ini menggegerkan tamu dan pihak hotel. Temuan ini segera dilaporkan ke polisi.

Aparat gabungan dengan BBKSDA Jawa Barat kemudian melakukan proses evakuasi yang berlangsung selama hampir tiga jam. Macan tutul yang sempat berkeliaran di koridor hotel dilumpuhkan dengan peluru bius. Satwa dilindungi ini kemudian dibawa dengan kandang besi ke Lembang Park & Zoo untuk menjalani observasi.

Kejadian ini memperlihatkan kondisi satwa liar yang semakin terdesak habitatnya. Masuknya macan tutul ke area permukiman menunjukkan bahwa tekanan terhadap ruang hidup mereka kian meningkat.

Populasi macan tutul jawa terus menyusut

Kisah macan tutul yang tersesat ke hotel menjadi alarm nyata akan kondisi kritis spesies ini di alam. Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) kini diperkirakan hanya tersisa sekitar 350 individu dewasa di habitat alaminya. Populasi ini tersebar di 29 kawasan hutan yang sebagian besar terfragmentasi, berukuran kecil, dan terisolasi satu sama lain.

Pada Februari 2024 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Yayasan SINTAS Indonesia dan PT Djarum meluncurkan program Java-Wide Leopard Survey (JWLS), sebuah survei skala Pulau Jawa untuk memetakan kondisi populasi macan tutul secara menyeluruh. Survei ini ditargetkan selesai pada awal 2026.

Hingga kini, kamera pengintai telah dipasang di 10 dari 21 bentang alam target. Dari 7 lokasi yang telah dianalisis, macan tutul terdeteksi di 6 kawasan: Rawa Danau, Burangrang, Ciremai, Panusupan, Sindoro–Dieng, dan Bromo Tengger Semeru. Satu kawasan, yaitu Merapi–Merbabu, belum menunjukkan jejak keberadaan.

Dari hasil kamera pengintai, 34 individu macan tutul berhasil diidentifikasi, terdiri dari 11 jantan dan 23 betina. Sebanyak 12 di antaranya adalah macan kumbang, varian berwarna hitam dari spesies yang sama. Sementara itu, analisis genetik terhadap sampel kotoran mengungkap keberadaan 70 individu tambahan.

Survei ini masih berlangsung dan menjadi harapan besar untuk memperoleh data akurat mengenai populasi serta kondisi genetik macan tutul Jawa. Di tengah tekanan akibat deforestasi, fragmentasi habitat, dan konflik dengan manusia, upaya konservasi seperti JWLS menjadi kunci keberlangsungan spesies endemik Pulau Jawa ini.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses