VinFast membangun ekosistem mobil listrik di Indonesia untuk mengatasi hambatan adopsi dan mendukung target pengurangan emisi nasional.

Di tengah deru mesin dan kabut polusi yang menyelimuti kota-kota besar di Indonesia, sebuah revolusi senyap tengah dipersiapkan. Ini adalah revolusi yang digerakkan oleh listrik, didorong oleh ambisi, dan diarsiteki oleh visi yang melampaui sekadar penjualan unit mobil. Di jantung transformasi ini berdiri VinFast, produsen kendaraan listrik asal Vietnam yang tidak hanya datang ke Indonesia sebagai pemain pasar, tetapi sebagai pembangun ekosistem komprehensif yang dirancang untuk mengakselerasi transisi menuju mobilitas hijau dan secara langsung mendukung target pengurangan emisi nasional.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, menghadapi tantangan ganda: mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menekan jejak karbonnya. Sektor transportasi menjadi salah satu kontributor emisi terbesar, menjadikannya medan pertempuran krusial dalam perang melawan perubahan iklim. Pemerintah telah menetapkan komitmen ambisius melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC), menargetkan penurunan emisi karbon hingga 32% pada tahun 2030 dengan usaha sendiri. Untuk mencapai tujuan ini, elektrifikasi transportasi bukanlah lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan, dengan target 2 juta mobil listrik mengaspal pada dekade yang sama.

Namun, jalan menuju adopsi massal kendaraan listrik (EV) penuh dengan hambatan: harga beli yang tinggi, kekhawatiran akan jarak tempuh (range anxiety), dan minimnya infrastruktur pengisian daya. Di sinilah VinFast masuk dengan strategi yang berbeda secara fundamental. Alih-alih hanya meluncurkan produk, mereka membangun fondasi dari hulu ke hilir.

“Kami tidak hanya menjual mobil di Indonesia; kami sedang membangun jalan raya untuk era listrik,” ujar Aldo Andityra Rais, Deputi CEO of Sales and Network Development VinFast Indonesia, dalam sebuah sesi di Local Media Summit 2025 di Jakarta Rabu (08/09/2025). 

Visinya, sambung Aldo, menciptakan sebuah ekosistem yang terintegrasi penuh, mulai dari pabrik yang memproduksi kendaraan, jaringan pengisian daya yang memberinya tenaga, hingga layanan purna jual yang menjamin ketenangan pikiran bagi pemiliknya. “Ini adalah komitmen jangka panjang kami untuk menjadi mitra sejati dalam transformasi hijau Indonesia,” imbuhnya. 

VinFast secara fundamental membangun ekosistem mobil listrik di Indonesia untuk mengatasi hambatan adopsi dan mendukung target pengurangan emisi nasional.
VinFast secara fundamental membangun ekosistem mobil listrik di Indonesia untuk mengatasi hambatan adopsi dan mendukung target pengurangan emisi nasional.

Komitmen mengakar di nusantara

Pernyataan komitmen VinFast yang paling nyata adalah investasi masif untuk membangun pabrik perakitan di Subang, Jawa Barat. Dengan investasi awal mencapai USD 200 juta dari total rencana investasi jangka panjang sebesar USD 1,2 miliar, fasilitas ini bukan sekadar fasilitas manufaktur. Pabrik yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026 dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun ini adalah jangkar dari ekosistem VinFast di Indonesia.

Pembangunan pabrik lokal mengirimkan sinyal kuat kepada pasar dan pemerintah. Pertama, ini menunjukkan niat VinFast untuk tinggal dan tumbuh bersama Indonesia, bukan sekadar importir sementara. Kedua, ini menciptakan ribuan lapangan kerja dan mendorong transfer teknologi, membantu membangun rantai pasok industri EV dalam negeri. Ketiga, produksi lokal memungkinkan VinFast untuk lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dan berpotensi menekan harga jual, membuat EV lebih terjangkau bagi masyarakat luas.

Salah satu penghalang psikologis terbesar bagi calon pembeli EV adalah ketakutan kehabisan daya di tengah jalan. Menyadari hal ini, VinFast tidak menunggu pihak lain untuk membangun infrastruktur; mereka mengambil inisiatif melalui V-Green, perusahaan pengembang infrastruktur pengisian daya yang didirikan oleh pendiri Vingroup.

Rencananya sangat ambisius. Bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, V-Green menargetkan pembangunan sekitar 63.000 titik pengisian daya di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2025. Jaringan ini akan tersebar di lokasi-lokasi strategis di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya, hingga merambah ke Bali dan Kalimantan.

“Apa yang dilakukan VinFast melalui V-Green adalah sebuah langkah yang mengubah permainan,” ungkap seorang jurnalis otomotif di sela-sela Local Media Summit 2025.

“Mereka tidak menunggu infrastruktur untuk mengejar; mereka membangunnya sendiri. Langkah tunggal ini bisa menjadi titik kritis yang memicu adopsi EV secara massal di Indonesia, karena secara efektif menghilangkan kekhawatiran utama konsumen,” katanya.

Membangun pabrik dan stasiun pengisian daya adalah satu hal, tetapi meyakinkan konsumen untuk beralih adalah tantangan lain. Di sinilah dua inovasi VinFast lainnya berperan penting. Pertama adalah Green SM (GSM), layanan taksi yang sepenuhnya menggunakan armada mobil listrik VinFast. Kehadiran taksi Xanh SM di jalanan kota tidak hanya menciptakan permintaan organik untuk unit VinFast, tetapi juga berfungsi sebagai “ruang pamer berjalan”. Jutaan orang Indonesia kini dapat merasakan langsung keheningan, kenyamanan, dan akselerasi responsif dari mobil listrik tanpa harus membelinya terlebih dahulu, sebuah langkah edukasi pasar yang sangat efektif.

Kedua adalah model kepemilikan yang inovatif. Untuk mengatasi harga awal yang tinggi, VinFast memperkenalkan kebijakan berlangganan baterai. Skema ini memisahkan biaya mobil dari biaya komponen termahalnya, yaitu baterai. Konsumen membeli mobil dengan harga yang jauh lebih rendah dan membayar biaya sewa bulanan untuk baterai, yang sudah mencakup garansi perawatan dan penggantian seumur hidup.

“Program berlangganan baterai kami bukan sekadar strategi harga,” tegas Aldo Andityra Rais. “Ini adalah cara untuk membuka akses kendaraan listrik bagi lebih banyak konsumen. Dengan memisahkan biaya baterai, kami bisa menurunkan harga awal secara signifikan—sebuah hambatan utama bagi banyak pengguna. Solusi ini berkontribusi pada transisi menuju mobilitas hijau yang lebih berkelanjutan dan merata.”

Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia
Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia,

Mendorong Indonesia menuju langit biru

Setiap mobil VinFast yang menggantikan kendaraan berbahan bakar bensin di jalanan Indonesia adalah kemenangan kecil bagi kualitas udara. Mobil listrik menghasilkan nol emisi gas buang (zero tailpipe emissions), yang secara langsung mengurangi polutan berbahaya seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida, dan partikulat di lingkungan perkotaan yang padat.

Secara keseluruhan, siklus hidup sebuah EV, bahkan dengan memperhitungkan emisi dari manufaktur baterai dan pembangkit listrik, terbukti memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan mobil konvensional. Manfaat ini akan semakin besar seiring dengan transisi jaringan listrik Indonesia ke sumber energi terbarukan, sebuah proses yang berjalan paralel dengan adopsi EV.

Dengan membangun ekosistem yang mengatasi hambatan utama—biaya, infrastruktur, dan kepercayaan—VinFast tidak hanya menjual produk, tetapi juga menjadi katalisator perubahan perilaku. Mereka secara aktif mempercepat kurva adopsi EV di Indonesia, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi terukur terhadap pencapaian target iklim nasional pada tahun 2030.

Perjalanan ini masih panjang, namun fondasinya telah diletakkan dengan kokoh. Melalui investasi yang mengakar, pembangunan infrastruktur yang agresif, dan model bisnis yang inovatif, VinFast memposisikan diri sebagai arsitek utama masa depan mobilitas Indonesia—sebuah masa depan di mana deru mesin digantikan oleh desingan senyap motor listrik, dan langit kelabu perlahan kembali membiru. [Ati Kurnia]

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses