Posted in

GREEN AND FAIR-WWF UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN KONSERVASI

thumbnailJakarta – Untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi, serta untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan pemasaran hasilnya secara lestari dan untuk mendorong kunsumsi barang dan makanan yang ramah lingkungan bagi publik, WWF Indonesia semenjak lima tahun terakhir telah meluncurkan sebuah programGreen & Fair Products.

Demikian dikatakan oleh CEO WWF-Indonesia, Elfransjah pada saat acara peluncuran Kampanye Green and Fair Products oleh WWF di Balai Sarowono, Kemang, Jakarta (29/7).

Menurut CEO WWF-Indonesia, Elfransjah, pengelolaan sumber daya alam dan pemasaran hasilnya secara lestari merupakan bagian yang sangat penting dari upaya konservasi keanekaragaman hayati serta membantu untuk tercapainya kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi.

“Inisiatif Green and Fair Products ini adalah sebuah upaya untuk menuju sinergi dimensi ekologi, sosial dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” ungkap Elfranjah.

Pada kesempatan itu, Direktur Kebijakan WWF-Indonesia, Nasir Fuad menyebutkan, bahwa ide dari peluncuran program Green and Fair Products yang telah berjalan selama lima tahun ini, berawal dari melihat semua potensi yang ada di sekitar wilayah kerja WWF.

Selain itu, tujuan dari program ini adalah untuk memberitahu pada masyarakat, tentang keberadaan produk yang benar-benar alami ini. Kemudian berharap adanya permintaan pasar. Selain itu, lanjutnya, produk ini sudah mulai dipasarkan melalui ritel-ritel di tingkat kabupaten dan provinsi.

“Saat ini memang baru hanya pada ritel-ritel di kabupaten dan provinsi. Tapi kita lagi pendekatan dengan dua sampai tiga ritel yang berskala nasional,” ungkap Nasir.

Untuk mendukung strategi pemasaran produk organik ini agar bisa bersaing di pasar dengan merek yang diproduksi secara massal, Direktur Marketing dan Komunikasi WWF-Indonesia, Devy Suradji, mengatakan, pihaknya memberikan logo WWF pada setiap produk yang dihasilkan.

“Kita memberikan logo kita pada delapan produk ini, sehingga mereka bisa bersaing dengan merk yang sudah kuat di pasar nasionl maupun internasional. Selain itu kita juga daftarkan merk produk ke HaKI, sehingga terbentuk identitas sendiri dari produk ini,” sebutnya.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga membantu pemasaran melalui jaringan-jaringan WWF yang ada di seluruh dunia, “Kita kasih tahu sama jaringan kita di seluruh dunia, bahwa ini kalau ini adalah produk-produk kita yang ada di Indonesia,” ucapnya.

Ketua Koperasi Tana Tam, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Darius Khamis, menjelaskan, bahwa sebelumnya masyarakat di desanya yang sebagian besar petani organik yang memproduksi beras Adan Tana Tam, hanya mengkonsumsi beras tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, lanjutnya, setelah mengenal Green and Fair WWF, produk beras Adan Tana Tam yang dihasilkan oleh masyarakat telah di ekspor ke luar negeri.

“Awalnya kita hanya konsumsi sendiri, tapi sekarang kita bisa ekspor ke Malaysia. Kita dibantu WWF mengenai cara pemasaran, pembibitan dan cara panen. Bahkan sekarang sudah sudah ada pengakuan merek dagang,” ujarnya.

Hal Senada juga dikatakan oleh Acmad Wazar, Ketua Asosiasi Petani Madu Hutan Teso Nilo, Kabupaten Pelalawan Riau, mengakui, semenjak dapat bantuan dari WWF, madu yang dihasilkan oleh kelompoknya saat ini sudah mendapat pengakuan dari International Control System (ICS)

Bahkan, lanjutnya, saat ini beberapa perusahaan di Indonesia maupun dari luar negeri telah menjalin kerjasama bisnis dengan kelompoknya. “Pada saat ini kami telah melakukan ekspor madu Teso Nilo ini ke Malaysia,” akunya. (teddy setiawan)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.