Jakarta, Ekuatorial — Setidaknya 36 desa di sekitar hutan lindung Mbeliling di Kabupaten Mangggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), sepakat secara adat menjaga dan melestarikan berbagai jenis burung dan habitatnya. Kawasan itu diandalkan menjadi obyek wisata alam mendukung Taman Nasional Komodo.

Koordinator Komunitas Burung Indonesia Program Mbeliling, Tibortius Hani, yang saat dihubungi berada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, menuturkan, kesepakatan adat telah terlaksana dua kali. Terbaru, Jumat (19/7), melibatkan 11 desa, berlangsung di Kampung Ndengo, Desa Lolos, Kecamatan Sanonggoang.

“Di hutan Mbeliling saat ini setidaknya tersisa empat jenis burung endemik yang amat sulit ditemukan di tempat lain,” kata Tibortius, seperti dikutip dalam Harian Kompas, Kamis (25/7).

Keempat jenis burung itu adalah gagak flores (Corvus Florensis), kehicap flores (Monarcha Sacerdatum), serindit flores (Loriculus Flosculus), dan celepuk flores (Otus Alfredi).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Wiratno menyatakan, upaya Komunitas Burung Indonesia layak diapresiasi. Pelestarian lingkungan beserta keanekaragaman hayati tentu akan sia-sia tanpa melibatkan secara aktif masyarakat sekitar kawasan.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.