Warga di calon ibu kota negara baru hingga kini masih kekurangan air bersih. Perubahan lingkungan dan distribusi air yang belum optimal menjadi penyebabnya.
Category: WILAYAH
Krisis Air Bersih di Ibukota Baru
Keberadaan kawasan hutan dengan lahan terluas se-Kalimantan dan curah hujan yang tinggi, berperan dalam sistem hidrologi Kalimantan Timur. Air permukaan bukan satu-satunya sumber air bersih di ibukota baru. Air hujan dan air tanah juga berpotensi menjadi sumber air alternatif untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di kawasan ibukota baru dan sekitarnya.
Rob tinggalkan dampak ganda
Ribuan warga di Kota Pekalongan hidup tergenang rob selama belasan tahun, bergantung pada sanitasi seadanya, dan terekspos berbagai penyakit. Penurunan sanitasi memiliki dampak terbesar pada perempuan.
Benteng Terakhir Itu Bernama TWA Mangrove Angke Kapuk
Sejak pendirian nya pada tahun 1997, Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove ditujukan sebagai sarana pariwisata alam sekaligus pelestarian fungsi hutan bakau sebagai sistem penyangga kehidupan. Namun hingga saat ini usaha konservasi kawasan bakau ini terkendalan berbagai tantangan termasuk sampah plastik dan abrasi air laut.
Journalists dive deeper into how climate change is impacting their favorite drink
New research and experts have explain how climate change is threatening worldwide coffee production, including in Indonesia, where domestic coffee consumption is rising. More farmers are reporting a decline in harvest volumes and have expressed concerns for their future.
Kopi Kerinci terancam perubahan iklim
Produksi kopi arabika di Kerinci, Jambi, turun karena musim kemarau yang panjang. Serangan hama penyakit semakin ganas. Dampak perubahan iklim tidak hanya dirasakan tapi juga mengancam kopi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, negara penghasil kopi keempat terbesar di dunia.
Konservasi dan Mitigasi Bencana Lewat Kopi di Lereng Merapi
Sukiman Mochtar Pratomo, atau kang Sukiman sapaan akrabnya. Melalui tanaman kopi di lereng gunung Merapi ia bersama kelompok petani Ngudi ambil peran melakukan mitigasi perubahan iklim dan bencana.
Tengger dan Perubahan Iklim: Upaya di Kemelut Cuaca Yang Semakin Tak Bersahabat
Masyarakat petani Pegunungan Tengger menerapkan solusi alami yang tidak merusak lingkungan dalam menghadapi dampak buruk ketidak pastian cuaca, serta untuk melestarikan mata pencaharian pokok mereka sedari dulu, yaitu pertanian.
Tengger dan perubahan iklim: Di tungku panjang itu, sesaji dihidangkan
Seperti dibanyak tempat lainnya, Masyarakat Tengger terlena oleh modernisasi dan kenyamanan yang menyertainya, dan karenanya mulai meninggalkan nilai nilai adat dan kearifan lama, yang telah ratusan tahun mampu menjaga keberlangsungan bumi, air dan udara dengan baik.
Tengger dan Perubahan Iklim: Masyarakat Tengger dalam perjalanan iklim yang tak lagi sama
Bagi petani di ketinggian Pegunungan Tengger, bertani merupakan mata pencaharian pokok. Namun bertani di lahan berkemiringan ekstrim meningkatkan risiko, dan mempercepat kerusakan tanah.