Jakarta, Ekuatorial — Pemerintah Indonesia dihimbau waspada dengan rencana Malaysia dan China yang akan berinvestasi sawah di Subang, Jawa Barat.

“Pemerintah harus hati -hati, itu menandakan negara lain begitu peduli dengan pangan,” ujar pengamat pertanian, Khudori, kepada wartawan, Sabtu (10/8).

Menurut Khudori, lambannya pemerintah menggarap persawahan di Indonesia menjadi incaran investor asing. Hasilnya tentu bisa dibawa ke negara asal investor. Kalau hasil pertanian asing masuk ke Indonesia, petani lokal akan tersingkir.

Seperti diketahui, kelompok agribisnis China-Malaysia tengah berupaya membangun lahan persawahan dan proyek pengolahan terpadu pada November mendatang di Indonesia. Dengan dana investasi US$ 2 miliar (Rp 20,3 triliun), perusahaan China ini berharap bisa memasuki pasar berkembang di tanah air sekaligus memenuhi pasokan beras domestik.

Perusahaan perkebunan China Liaoning Wufeng Agricultural telah menandatangani nota kesepakatan kerja sama dengan Malaysian Amarak Group dan perusahaan lokal Indonesia, Tri Indah Mandiri. Wufeng merupakan pemodal utama dalam rencana pengembangan dan pengolahan padi dan kedelai di Subang.

CEO Wufeng, Ma Dian Cheng mengatakan, 80% dari produksi kelompok perusahaan tersebut akan memenuhi pasar Indonesia. Perusahaan tersebut diketahui akan memproduksi cuka dan minyak dari olahan padi.

Tri Indah sendiri tengah bekerja sama dengan para petani lokal guna menyiapkan 50 ribu hektare (ha) lahan percobaan di Jawa Barat.

Sejak didirikan pada 2000, Wufeng memiliki 24 lahan dan 2 ribu karyawan di provinsi Liaoning, China. Perusahaannya terus gencar melakukan perluasan bisnis ke Thailand, Vietnam, Kamboja dimana banyak padi ditanam untuk memasok kebutuhan beras di kawasan China daratan. (Rahma)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.