Jakarta, Ekuatorial – Upaya normalisasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi – Pemprov DKI Jakarta terkendala pembebasan lahan yang saat ini dikuasai masyarakat. Normalisasi Sungai Ciliwung yang direncanakan mulai dari Pintu Air ke Manggarai hingga Jembatan TB Simatupang untuk melebarkan sungai dari 25 meter menjadi 60 meter.

Direktur Jenderal – Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Mohammad Hasan mengatakan, pembebasan lahan kemungkinan besar kemungkinan berdampak pada mundurnya target penyelesaian normalisasi Sungai Ciliwung. Bila awalnya direncanakan akan selesai pada akhir 2014, maka kemungkinan masalah lahan dapat menunda kerampungannya hingga 2015. ”Saya kira ada pengunduran, tetapi tidak terlalu jauh. Bila sebelumnya rencana selesai akhir tahun 2014, maka kira-kira akan mundur enam bulan,” ujarnya seperti dirilis harian Pelita

Kendala pembebasan lahan tidak hanya terjadi di program normalisasi Ciliwung melainkan juga penanganan tiga Sungai utama di Jakarta lainnya. Tiga Sungai utama itu, yakni Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Dimana, telah banyak tanah di sekitar sungai yang dikuasai masyarakat.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta bersama anggota TNI Angkatan Darat – AD, Kopassus dan ormas bergotong royong membersihkan Sungai Ciliwung. Dimana, Pemprov DKI Jakarta menyediakan peralatan, seperti 100 unit truk sampah, 50 unit gerobak motor, 10 unit Dump truk, dan 4 unit ekskavator. Sementara, TNI AD menyediakan peralatan 15 unit Dump truk, 5 unit eksavator, 3 unit Loader, 3 unit trailer, 5 unit Ambulance, 74 unit LCR, dan 200 unit truk angkutan personel.  (Wishnu)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.