Indonesia telah berhasil memangkas 13 persen laju emisi gas karbon, separuh dari komitmen penurunan sampai 26 persen pada 2020. Demikian disampaikan Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Rachmat Witoelar, di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (30/4).

“Ini yang akan menjadi bahan negosiasi utama untuk meyakinkan negara-negara maju yang tidak mau menurunkan emisi,” kata Rachmat. Dia menjelaskan, perhitungan penurunan emisi tersebut didapat dari hasil analisis laporan oleh berbagai kementrian dan lembaga.

Kemajuan Indonesia dalam hal pemangkasan emisi, imbuh Asisten Khusus Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim Kuki Soejachmoen, juga akan menjadi bahan rayuan untuk negara maju dalam perundingan iklim yang berlangsung 4-15 Juni 2014 di Bonn, Jerman. Rayuan agar mereka melakukan hal serupa dan menggelontorkan bantuan internasional untuk program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tanah air.

“Dari delapan kriteria yang disyaratkan untuk suatu negara memperoleh bantuan karena ada upaya pengurangan karbon, Indonesia memenuhi semuanya,” ujar Kuki.

Dewan nasional yang ditunjuk untuk berkoordinasi tentang kebijakan terkait perubahan iklim tersebut berencana mengirim 15 perunding ke Konferensi Perubahan Iklim di Bonn, Jerman. Konferensi tersebut masih satu rangkaian dengan Conference of Parties (COP) ke-20, Kerangka PBB untuk Perubahan Iklim, di Peru, yang berlangsung akhir 2014.

Agenda utama dalam konferensi tersebut yaitu membahas kemajuan pencapaian dan pembatasan emisi gas karbon, serta membahas hal-hal yang berpotensi tinggi membantu mitigasi perubahan iklim. Januar Hakam

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.