Jakarta, Ekuatorial – Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Kadin Indonesia, REDD+ dan CGF (The Consumer Goods Forum), Kamis (13/11) menyelenggarakan forum sawit Indonesia berkelanjutan. Heru Prasetyo, Kepala Badan REDD + (Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan), mengatakan sudah saatnya pemerintah Indonesia menentukan langkah strategis untuk mewujudkan hal itu. “Indonesia terutama harus memastikan transparansi sistem produksi, dan sertifikasi serta perizinan,” ungkapnya dalam workshop bertema Menuju Sektor Minyak Sawit yang Berkelanjutan dan Produktif di Indonesia, di Jakarta.

Lebih lanjut Heru mengatakan, Indonesia juga perlu mewujudkan kerangka hukum dan penegakan hukum, pemetaan dan peningkatan kapasitas petani kecil, serta mengeksplorasi potensi intensifikasi produksi.

Heru berharap dengan adanya workshop ini, akan membuka sudut pandang baru para pemangku kepentingan mengeai kondisi riil sawit di lapangan. “Dengan begitu para pemangku kepentingan akan dapat mengidentifikasi berbagai masalah dan mencari solusi yang akan dibuat. Selanjutnya perlu adanya komitmen kuat dan kolaborasi dari semua untuk mewujudkan hal ini,” ungkapnya.

Joko Supriyono, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), menyambut baik terselenggaranya forum itu. Ia mengatakan hal ini sangat penting mengingat sektor kelapa sawit merupakan satu komoditas terbesar Indonesia, “Forum ini merupakan dasar dalam mengembangkan minyak sawit Indonesia berkelanjutan,” ujarnya.

Hingga saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Bloomberg mencatat, pada tahun 2014 produksi minyak sawit Indonesia terus melonjak naik hingga mencapai 30 juta metrik ton. Di sisi lain, tingkat konsumsi minyak sawit dunia juga terus-menerus naik. “Ini merupakan peluang serta tantangan untuk membangun sawit berkelanjutan,” tambahnya.

Ia mengatakan, sektor sawit Indonesia memiliki banyak permasalahan misalnya terkait tata ruang, iklim investasi, dan regulasi kebijakan pemerintah. Oleh karena itu ia berharap kedepannya semua permasalahan itu bisa terpecahkan untuk kemajuan industri sawit Indonesia.

Sementara itu, Sabine Ritter, Executive Vice President of The Consumer Goods Forum mengatakan anggotanya telah berkomitmen untuk mencapai nol deforestasi pada tahun 2020. Hal itu merupakan bukti nyata bahwa para pelaku bisnis, kini semakin sadar pentingnya keberlanjutan. “Kami memahami bahwa untuk mencapai itu, diperlukan kerja sama dengan sektor bisnis dan mitra lainnya.”

Sebelumnya pada 23 September lalu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengumumkan Ikrar Minyak Sawit Indonesi pada United Nation Climate Summit di New York. Hal ini mencerminkan komitmen KADIN Indonesia, Golden Agri Resources, Wilmar, Cargill dan Asian Agri, untuk menghilangkan deforestasi. Januar Hakam

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.