Lima, Ekuatorial – Konferensi Perubahan Iklim PBB COP20 di Lma, Peru, tinggal menghitung hari. Beberapa pihak mulai menyuarakan kekhawatiran bahwa negosiasi berjalan terlalu lambat, dan dua hari menjelang berakhirnya konferensi, belum tampak kesepakatan untuk rancangan apapun.

Dalam sesi konferensi pers di Lima hari Rabu (10/12), Utusan Khusus Amerika untuk COP sekaligus Ketua Delegasi Amerika Serikat pada COP20 Todd Stern mengakui betapa lambatnya negosiasi. “Setiap negara membaca kalimat per kalimat dan mengusulkan perubahan,”katanya,” Tetapi bagian yang paling penting yaitu penyelesaian draft elemen dalam teks (protokol baru) dan juga untuk INDC, saya kira sebagian besar sudah rampung.”

Intended Nationally Determined Contributions atau INDC adalah negosiasi untuk menentukan komitmen setiap negara untuk mengurangi emisi mereka pasca tahun 2020, ketika protokol baru mulai diberlakukan. Hasil INDC akan menentukan rancangan protokol baru atau dokumen sejenis akan dihasilkan untuk disepakati pada COP21 Paris tahun 2015 mendatang. Target penyelesaian draft protokol adalah triwulan pertama 2015.

Selain optimismenya terhadap konferensi, Stern juga mengulangi komitmen yang disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry beberapa waktu lalu, bahwa Amerika dapat menerima kesepakatan yang bersifat mengikat (legally binding agreement) pada COP21 mendatang.

Namun rupanya tidak semua pihak sepaham dengan Stern, contohnya Nigeria yang menyatakan tak mau memasukkan komitmen pengurangan emisi mereka dalam kaitan pembahasan INDC. “Target dalam INDC seharusnya milik negara maju, bukan negara berkembang seperti kami. Dan target ini membuat tangan kami terikat, dan membahayakan upaya pembangunan kami,”kata Menteri Lingkungan Hidup Nigeria Laurencia Mallam seperti dikutip The Guardian Nigeria.

Uni Eropa (EU), blok negosiasi beranggotakan 28 negara secara tersirat juga mengungkapkan kekhawatiran mereka. Negosiasi yang berjalan lambat dan beredarnya enam versi negara Annex I dan non-Annex I, menambah kisruh negosiasi.

Untuk mempercepat proses negosiasi tentang elemen teks yang akan dibahas dalam draft protokol yang baru, awal pekan ini EU mengajukan proposal-text kepada UNFCCC. Proposal ini dikategrokan sebagai “non-paper,” yang memuat rancangan awal protokol baru.

Istilah “non-paper” dipakai untuk usulan tidak resmi yang disampaikan oleh negara (party) atau blok negara untuk memfasilitasi negosiasi, dengan tujuan memperlancar atau mempercepatnya. Ciri pembeda non-paper dari dokumen resmi (paper) adalah tidak memakai simbol UNFCCC, hanya mencantumkan nama pengusulnya atau dalam sesi mana akan diusulkan.

Uni Eropa memang dikenal sebagai kelompok negara paling ambisius menyangkut penurunan emisi karbon, karena sejak bulan Oktober 2013 lalu, mereka sudah menyatakan komitmen pengurangan sebesai 40% pada tahun 2030, terbesar di antara semua negara atau blok negara lainnya.

Presiden IPCC Rajendra Panchauri menyambut baik target Uni Eropa tersebut, terutama dikaitkan langkah “revolusioner” yang dibutuhkan merespon tingkat kegentingan dari dampak perubahan iklim, seperti yang disimpulkan dalam Laporan Ke-5 IPCC. Laporan terakhir ini dijuluki “tak ada jalan kembali,” karena jika gagal mengurangi emisi, kenaikan suhu bumi tak akan bisa dihentikan lagi.

Jika elemen-elemen untuk teks dalam draft protokol baru itu selesai, maka awal tahun depan, semua negara di bawah UNFCCC sudah dapat memberikan komentar dan masukan terhadap draft dan diharapkan semuanya akan menyepakati protokol baru pada COP21 yang akan diadakan di Bourget, Paris, Perancis, bulan Desember 2015.

Perwakilan Komisi Uni Eropa dalam COP20 Elina Bardram, pada konferensi pers di awal konvensi mengungkapkan bahwa pihaknya berharap dapat mengambil peranan dalam menyusun draft protokol yang memiliki kekuatan hukum mengikat yang bisa diadopsi di Paris tahun depan.

Rencana kedatangan John Kerry pada tanggal 11 Desember diharapkan membantu mempercepat kesepakatan dan menghasilkan putusan COP sebagai landasan yang kokoh untuk tahun depan.

IGG Maha Adi (Lima, Peru)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.