Bandarlampung, Ekuatorial – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung merilis adanya peningkatan signifikan selama 10 tahun terakhir, mengenai jumlah keluarga yang tinggal di dekat kawasan hutan.

Kepala BPS Provinsi Lampung, Adhi Wiriana menyebutkan pada tahun 2004 jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan sebesar 153.779 keluarga, tahun 2014 meningkat menjadi 171.119 keluarga.

“Hasil survei kami mengungkap bahwa dari total jumah rumah tangga yang menguasai kawasan hutan 1,36 persen melakukan perladangan berpindah, dan 8,27 persen sumber pendapatannya dari memungut hasil hutan atau menangkap satwa liar,” kata dia.

Kabid Wilayah I Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Jaya Supena mengatakan pihaknya menggelar operasi gabungan yang melibatkan TNI/Polri dan Polhut, untuk memberi penyadaran pada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan khususnya di Wilayah I.

Wilayah I membentang seluas 170.558 hektare di Kabupaten Tanggamus, meliputi empat resort yakni Ulubelu, Tampang, Way Nipah dan Sukaraja.

“Ini adalah operasi simpatik, sama sekali tidak ada kekerasan hanya memberi penyadaran pada masyarakat untuk meninggalkan kawasan hutan yang merupakan areal dilindungi negara,” kata Jaya Supena.

Operasi itu berlangsung selama empat hari pada pertengahan Bulan Desember. “Secara sukarela warga meninggalkan gubuk-gubuknya dan perkebunannya yang terdapat di kawasan,” ujar dia lagi.

Mengapa perlu diadakan operasi itu, Jaya Supena menjelaskan satwa di lindungi belakangan populasinya kian berkurang. Utamanya seperti Rusa dan Trenggiling. “Sebenarnya target dari operasi ini adalah menjaga populasi satwa predator seperti Harimau, Gajah dan Badak,” katanya lagi.

Untuk satwa Rusa juga harus dijaga keberlangsungannya karena rusa, menurutnya, adalah makanan dari Harimau. “Jangan sampai rusa-rusa ini habis, dikhawatirkan nanti satwa predator akan turun ke pemukiman warga yang tinggal sekitar kawasan untuk mencari makan,” ucapnya.

Dalam hal menjaga hutan, flora dan fauna di kawasan itu, ia mengaku masih kekurangan personil. Selama ini hanya ada tiga polisi hutan, yang dibantu masyarakat mitra polhut (MMP).

“Idealnya dalam satu resort itu dijaga oleh lima polhut dan dibantu lima MPP, tapi itu masih jauh dari kata ideal,” katanya lagi.

Jika tidak kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan hutan di dalam diri individu-individu, maka bukan hal mustahil hutan yang merupakan paru-paru dunia akan musnah oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. Eni Muslihah

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.