Palangka Raya, Ekuatorial – Keberadaan orangutan di wilayah permukiman penduduk kerap masih dianggap sebagai hama oleh warga. Primata ini pun diburu dengan cara dijebak sebagaimana halnya hewan buruan. Kondisi ini justru sangat mengancam keberlangsungan primata bernama latin Pongo Pygmaeus tersebut.

Sebelumnya penembakan terhadap individu orangutan beberapa bulan lalu terjadi di kawasan perkebunan kelapa sawit. Kali ini peristiwa serupa terjadi kembali. Bedanya, satu individu orangutan ditemukan tewas akibat terkena jebakan tak jauh dari permukiman penduduk di Desa Parigi, Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Informasi tewasnya orangutan tersebut diungkapkan oleh salah satu anggota divisi wilayah Community World Wildlife Found (WWF) Kalteng, Mamun Ansori.

Mamun menyampaikan, individu orangutan ditemukan kurang lebih 15 hari lalu. Saat ditemukan, kondisinya hanya menyisakan tulang belulang.

“Kita dapat laporan teman-teman lapangan. Bahwa orangutan tewas terkena jebakan babi di daerah pemukiman warga,” katanya kepada Ekuatorial, Jumat (16/1).

Diungkapkan Mamun, orangutan tersebut diduga kuat memasuki area perkebunan rambutan dan cempedak milik warga yang sedang berbuah. Lokasi tersebut berada di perbatasan Taman Nasional Sebangau (TNS). Pihaknya, ujar dia, tidak tahu, apakah jebakan itu sengaja dipasang atau tidak.

Diduga ada individu orangutan lainnya yang terkena jebakan. Pihaknya mendapat informasi ada sekitar lima individu yang mengalami nasib yang sama.

“Kita langsung meneruskan kejadian tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng untuk ditindaklanjuti. Dan wewenang BKSDA untuk langkah selanjutnya,” ungkap pria yang biasa dipanggil Cak Mun ini.

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, Nandang mengatakan, setelah mendapat laporan dari WWF, pihaknya melakukan penyelidikan. Saat ini sudah memberangkatkan tim yang berkompenten untuk mendatangi lokasi ditemukannya orangutan.

“Kita sudah berangkatkan satu tim ke sana didampingi rekan kami dari WWF yang mengetahui lokasi. Serta besok (Sabtu – red) kita akan berangkatkan lagi,” katanya lewat telepon, Jumat (16/1).

Soal informasi masih ada individu orangutan yang masih terperangkap di jebakan babi, pihaknya belum berani memastikan. Jika nantinya ada ditemukan, pihaknya akan langsung mengevakuasi dan membawanya ke tempat yang aman.

“Saya juga terima kasih terhadap warga yang sudah melapor,” ucapnya seraya mengatakan beberapa kasus konflik orangutan dan manusia, BKSDA melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya kepada warga masyarakat di daerah Parigi, Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan.

“Anggota sudah saya arahkan untuk sosialisasi. Selain melakukan evakuasi terhadap individu orangutan yang informasinya masih terperangkap,” tukasnya. Maturidi

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.