Jakarta, Ekuatorial – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan tren intensitas hujan beberapa hari belakangan mengalami peningkatan. Namun tingginya intensitas hujan tak perlu dirisaukan, karena Januari 2015 memang sudah diprediksi sebagai puncak musim hujan.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (BNPB) mengatakan, kendati tinggi muka air di pintu air sungai Jakarta masih terpantau normal, warga diminta untuk tetap selalu siaga.

“Seperti kita sudah prediksi sebelumnya hujan akan mengalami puncak di akhir Januari hingga awal Februari. Sama seperti tahun tahun sebelumnya biasanya (banjir) di akhir Januari,” ujarnya kepada Ekuatorial, Kamis (22/1).

Sutopo mengatakan, saat ini intensitas hujan di jakarta masih tergolong rendah hingga sedang. Namun ia mengatakan peluang hujan intensitas besar tetap ada.

Untuk masalah banjir ia menjelaskan bahwa kejadian banjir bukan hanya terjadi atas variabel intensitas. Namun juga dipengaruhi durasi dan faktor-faktor lain seperti penumpukan sampah dan kejenuhan penyerapan oleh tanah.

“Banjir di Jakarta belum lagi bisa diakibatkan kiriman dari Bogor,” tambahnya. Untuk itu, BNPB bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta untuk terus memperbarui status terkini kerawanan banjir.

Deny Wahyu, Kepala BPBD DKI Jakarta mengatakan saat ini lembaganya terus memantau ketinggian muka air sungai di pintu-pintu air Bogor hingga Jakarta. Ia mengatakan mayoritas saat ini ketinggian air di berbagai pintu air bestatus siaga 4.

“(Pintu air) Katulampa, Depok, Karet, Manggarai, Angke, Cipinang masih siaga 4. Tapi untuk banjir bisa saja statusnya berubah cepat,” ujarnya.

Untuk itu ia meminta semua warga terutama daerah langganan banjir dan di sekitar bantaran sungai untuk siaga mempersiapkan banjir. Ia menghimbau warga untuk membersihkan lingkungannya dari sampah yang bisa menyumbat saluran air, hingga mempersiapkan pengamanan barang-barang berharga.

“Untuk sampai saat ini informasi terpantau beberapa daerah telah tergenang air seperti di Kampung Pulo. Genangan juga ditemukan di jalan-jalan di Jakarta Utara dengan ketinggian rata-rata 20, 30 sentimeter,” jelasnya.

Untuk mengurangi risiko banjir, ia mengatakan saat ini BPBD Jakarta menjalankan sistem peringatan dini untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga menghadapi banjir. Bentuk peringatan dini menurut Deny dilakukan dengan cara memberikan broadcast pesan singkat status muka air, dan peluang banjir.

“Kami juga punya peringatan melalui sirine di daerah rawan banjir. Kita nyalakan untuk peringatan warga,” katanya.

Ia juga mengatakan, saat ini BPBD Jakarta sudah melakukan rencana kontigensi untuk bencana banjir. Keperluan-keperluan seperti perahu karet, pompa air, logistik sudah disebarkan di berbagai wilayah. Yanuar Hakam

r

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.