Manado, Ekuatorial – Gunung api Soputan di Sulawesi Utara, Selasa (6/1), kembali meletus dan memuntahkan abu vulkanik. Material muntahan vulkanik setinggi lebih kurang 6 kilometer (km) itu, menerjang sembilan kecamatan yang berada di sekitar gunung tersebut.

Nolfie Tamod, warga kecamatan Touluaan Mitra, menuturkan kejadian bereaksinya gunung Soputan terjadi sekitar pukul 02.47 Waktu Indonesia Tengah (WITA), saat hampir semua penduduk di dua kabupaten yang terdampak itu sedang tidur pulas. Desir debu yang menerjang atap-atap rumah menyebabkan warga terjaga dari tidur.

“Kami kaget karena atas seng berbunyi seperti ada tumpahan pasir. Ternyata setelah kami periksa, atap-atap rumah hingga pekarangan sudah mulai dipenuhi abu-abu gunung Soputan,” ujar Tamod.

Sementara itu, Petugas Pemantau Gunung Soputan, Asep Saefullah menjelaskan, tinggi letusan kali ini memantik semburan abu setinggi 6 kilometer. “Semburan debu tebal, hitam serta bertekanan kuat setinggi enam kilometer,” kata Asep.

Lanjut Asep, letusan hanya sekali dan terpantau pula Lava dalam jumlah sedikit mengarah ke barat daya. Meski hanya sekali meletus, namun dia tetap siaga karena tremor terus terbentuk serta suhu gunung masih panas. Dai menambahkan, Soputan kini menyandang status Siaga Level 3. “Daerah terlarang 6,5 kilometer dari lereng Gunung Soputan. Warga harus memperhatikan hal ini,” jelas Asep.

Secara terpisah, Kepala Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mitra, Jopie Mokodaser menyatakan, pihaknya telah mendirikan dua pos pemantau Gunung Soputan. “Kita adakan untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga,” kata dia.

Mesi demikian, dia mengaku semburan abu vulkanik itu sempat membuat warga panik. “Sebelumnya, warga menduga abu vulkanik yang jatuh terbawa angin tersebut adalah air hujan,” ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya saat ini dalam posisi siaga. “Kita tinggal menunggu surat resmi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan langkah selanjutnya,” ujarnya.

Sejauh ini, dia mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam membantu masyarakat yang sempat dihujani abu material vulkanik. “Bersama dengan pihak Dinkes langsung membagikan masker ke warga yang terkena debu vulkanik,” ujarnya.

Mokodaser menambahkan, pihaknya juga tengah menanti ahli vulkanologi dari Bandung untuk memastikan status terakhir Gunung Soputan. Dia juga menyebut belum ada pengungsian. “Abu hanya tipis saja, paling parah di Silian serta Ratahan, namun tidak ada pengungsian,” katanya.

Diketahui, sembilan kecamatan yang ikut dihantam abu vulkanik gunung Soputan adalah, Tombatu Timur, Tombatu Utara, Silian Raya, Touluaan, Tombatu Raya, Pasan, Ratahan, Ratahan Timur, dan Belang. Sementara tiga kecamatan lainya, yakni Ratatotok, Posumaen dan Touluan Selatan tidak terkena dampak abu. Yoseph Ikanubun

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.