Bandarlampung, Ekuatorial – Penurunan produksi padi mulai dirasakan oleh petani Lampung. Berkurangnya air di daerah irigasi dianggap biang keladi masalah tersebut.

Dewan Pembina Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS,) Bambang Pujiatmoko memaparkan bahwa lima daerah irigasi di Lampung terus mengalami defisit air.

Seperti daerah irigasi Way Seputih defisit 3,915 meter kubik per detik (m3/dt), Way Sekampung defisit 1,539 m3/dt, Punggur Utara defisit 4,003 m3/dt, Rumbia Barat defisit 1,437 m3/dt dan Batang Hari Utara defisit 0,473 m3/dt.

“Sedimentasi terus meninggi dan keadaan irigasi mengalami kerusakan. Kondisi ini akan menghambat pencapaian produksi padi di Lampung yang mendapat target pepenuhan 1 juta ton per tahun,” kata Bambang, Sabtu (25/4).

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pertanian di Provinsi Lampung, Joko Umar Said memaparkan stabilitas pangan sangat berpengaruh pada kondisi hutan.

Total hutan di Lampung mencapai 1.004.735 hektare (ha), sedangkan lahan kritis mencapai 1.271.584,94 ha. “Ini berpengaruh dengan fluktuatifnya debit air di sungai-sungai,” ujarnya.

Hal itu juga diamini Warini (35), salah seorang petani di Desa Waringin, Bangun Rejo, Lampung Tengah. Menurutnya ada perbedaan dalam jumlah panen tahun ini. Kalau satu tahun sebelumnya dalam satu hektare (ha) pencapaian produksinya berkisar antara 12 ton, tapi sekarang menurun menjadi tujuh ton sampai delapan ton per ha.

“Akibat terus menurunnya debit air irigasi sungai Way Seputih hasil produksi kami menurun. Selain debit air, faktor lainnya karena hama dan bencana,” menurut Warini.

Melihat kondisi tersebut warga petani di sekitar daerah irigasi Way Seputih secara sukarela melakukan pelestarian lingkungan, dengan cara menanam pohon di sekitar daerah aliran sungai.

Di bawah binaan YKWS petani menjadi pelopor penanam 1000 pohon jenis akasia dan sengon sepanjang poros 2 kilometer. Diharapkan kegiatan tersebut mampu mengatasi persoalan kerusakan lingkungan dari hulu sampai hilir. Eni Muslihah

Artikel Terkait :
Krisis Air Turunkan Produksi Beras Lampung
Pembangunan Jalan Tol Lampung Ancam Pertanian
22 Bukit di Lampung Tereksploitasi

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.