Solo, Ekuatorial – Hujan yang terus mengguyur wilayah Solo dan sekitarnya membuat anak sungai bengawan Solo meluap. Kondisi itu diperparah dengan limpahan air kiriman dari Boyolali, Jawa Tengah yang tak dapat ditampung di kali Pepe serta kali Anyar.

Akibatnya air meluap dan membanjiri ribuan rumah yang ada di sepanjang aliran kali Pepe serta kali Anyar. Untungnya, kediaman Presiden Jokowi didaerah Sumber, Banyuanyar, Banjarsari tak terjamah banjir. Meski didaerah sekitar kediaman Jokowi, termasuk jalan utama menuju kediaman Jokowi tergenang banjir.

Tak hanya kampung halaman Presiden Joko Widodo saja yang kebanjiran, daerah-daerah penyangga lainnya seperti Boyolali, Karanganyar dan juga Sukoharjo, Jawa Tengah juga tak luput dari banjir.

Sementara untuk wilayah Boyolali, penyumbang banjir kiriman ke wilayah Solo terjadi di wilayah Kecamatan Banyudono, Sambi, dan Ngemplak. Dimana hujan yang turun sejak sehari sebelumnya, tak mampu ditampung Waduk Cengklik. Sehingga air meluber meredam rumah warga dan lahan persawahan yang terjadi di Dusun Kismoyoso, Dusun Pandeyan, Dusun Dibal, Dusun Sawahan, Dusun Ngesrep, Dusun Ngargorejo, Dusun Donohudan dan Dusun Sobokerto.

Di Sukoharjo banjir menggenangi Kecamatan Kartosuro dan Kecamatan Grogol. Sekitar 700 KK harus mengungsi akibat meluapnya sungai Ngasem setinggi 1.5 meter. Sedangkan di wilayah Kabupaten Karanganyar, meluapnya kali Pepe juga menggenangi tiga desa di Colomadu, Gawanan dan Ngasem. Bahkan sekitar 200 KK diungsikan ketempat aman. Pasalnya lokasi tersebut berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar yang sebagian wilayahnya ada di bagian barat, yakni Colomadu.

Sementara itu di wilayah Solo bagian utara Solo banjir menggenangi ribuan rumah di Kelurahan Sumber, Nusukan, Banyuanyar, Kadipiro, Banyuagung juga terendam banjir akibat meluapnya kali Pepe dan Kali Anyar. Bahkan banjir juga membuat sebuh rumah sekaligus warung milik Satino (38) yang berada di bantaran kali Pepe, Minapadi RT 01/RW 9 longsor karena tergerus air.

Akibat longsornya bangunan rumah tersebut, drainase utama di yang meliputi tiga wilayah di Kecamatan Banjarsari, yaitu Minapadi, Distrikan dan Cangakan menuju ke kali Pepe menjadi tersumbat. Akibatnya, aliran air dari selokan di tiga wilayah tersebut tidak bisa mengalir ke sungai Pepe dan meluber ke pemukiman warga.

Walikota Solo FX Hadi Rudiyatmo bertindak cepat dengan meminta DPU untuk segera melakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat untuk membersihkan sisa longsoran bangunan yang menyumbat darinase pembuangan air. Sehingga air bisa mengalir langsung ke kali Pepe.

“Saya telah perintahkan kepada DPU untuk segera membersihkan material longsor dengan alat berat agar air bisa berjalan normal lagi,” jelasnya saat melakukan sidak di lokasi banjir Kamis, (23/4).

Bahkan Rudy juga sudah meminta kepada BPBD, PDAM dan juga Pemadam agar segera membersihkan sisa-sisa lumpur dengan cara melakukan penyemprotan jalan agar tidak licin dan membahayakan bagi pengguna jalan.

Meski banjir kiriman tersebut berasal dari wilayah Boyolali, Rudy sendiri mengaku belum melakukan koordinasi dengan Pemkab Boyolali. Pasalnya wilayah Boyolali sendiri juga tengah direpotkan banjir dengan meluapnya waduk cengklik yang letaknya tak jauh dari Bandara Internasional Adi Soemarmo.

“Piye arep koordinasi,(Bagaimana mau koordinasi) Boyolali dewe (sendiri) juga kebanjiran,” ungkap Rudy.

Sampai saat ini berdasarkan informasi yang dihimpun ekuatorial, tinggi Permukaan Air (TMA) di Jurug setinggi 8,63 meter, yang artinya dalam kondisi siaga merah. Sehingga pintu air di Waduk Gajah Mungkur ditutup.

Sementara itu Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggunangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Gatot Sutanto menjelaskan ini banjir yang menggenangi Solo bagian utara ini bukan berasal dari luapan sungai Bengawan Solo. Dibandingkan dengan banjir tahun 2007 – 2008 lalu, banjir yang terjadi kali ini jauh lebih besar. Sehingga pihaknya sulit untuk mengantisipasinya. Sebab, banjir kiriman dari arah Kabupaten yang berada di bawah lereng gunung Merbabu dan Gunung Merapi ini jangkauannya lebih luas. Karena masuk ke anak sungai yang juga melintas ke pusat kota Solo.

Selama ini jika Solo terjadi banjir pastinya akibat dari meluapnya aliran sungai Bengawan Solo. Dan pihaknya sudah bisa langsung mengantisipasi dengan menggunakan pompa, parapet (dinding penahan), juga dibantu dengan adanya pintu-pintu air. Sehingga luapan sungai terpanjang di pulau Jawa tersebut bisa dicegah agar tak masuk kedalam kota Solo. Asalkan, ungkap Gatot, semua alat tersebut dapat berfungsi dengan baik.

“Banjir kiriman seperti ini karena faktor alam yang susah untuk diprediksi. Terlebih lagi jika nanti hujan turun lagi. Selama ini kita Jadi kita hanya bisa bersiap saja,” jelas Gatot. Bramantyo

Artikel Terkait :
Atasi Banjir Solo Bangun Embung
Atasi Banjir Pemda Solo Keruk Sungai
UNS Ciptakan Peringatan Dini Banjir

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.