Sitaro, Ekuatorial – Gunung Karangetang di Sulawesi Utara (Sulut) kembali meletus. Pada Jumat (8/5) jumlah pengungsi diketahui mencapai 465 orang.

Bupati Toni Supit dan Wakil Bupati Siska Salindeho, bersama Ketua DPRD Djibton Tamudia, Jumat mengunjungi para pengungsi yang kini menempati tiga titik pengungsian, yakni Gereja GMIST Pintu Elok Salili, Gereja GMIST Tampuna serta Gedung Museum Sitaro di Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur (Sitim).

Kunjungan itu guna mengecek kondisi para warga paska peningkatan aktifitas Gunung Karangetang yang mengalami muntahan abu vulkanik diserta awan panas, mulai Kamis lalu sekira pukul 12.33 WITA. Tak hanya sekedar mencari tahu kondisi para warga pengungsi, mereka juga mengecek keperluan masyarakat selama berada dipengungsian.

Di hadapan para pengungsi, Bupati mengimbau agar tetap bertahan di pengungsian sampai kondisi di tempat tinggal masing-masing benar-benar kondusif.

“Keselamatan bapak ibu sekalian merupakan prioritas utama kami pemerintah daerah. Untuk itu diharapkan, selama kondisi ditempat tinggal belum dinyatakan aman, jangan dulu kembali. Keperluan atau kebutuhan bapak ibu sekalian selama berada di sini (lokasi pengungsian- red) akan kami jamin sepenuhnya,” kata bupati.

Ia juga meminta kepada masyarakat, termasuk yang daerahnya terdampak bahaya Karangetang agar bersikap waspada, tidak mudah terpancing dengan berbagai isu menyesatkan, serta tetap berpedoman terhadap instruksi pemerintah setempat.

“Tetap berpedoman pada informasi yang disampaikan oleh pemerintah. Tidak usah terpancing dengan kabar-kabar yang sifatnya menyesatkan dan menimbulkan kepanikan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Charlton Bob Wuaten menjelaskan sejauh ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan petugas Pos Pengamatan Gunung Api.

“Meskipun secara visual sudah mulai mereda, tapi kami tetap menunggu rekomendasi dari petugas pengamat gunung berapi,” kata Wuaten.

Lanjut kata dia, dari hasil pendataan yang dilakukan hingga kini tercatat sekitar 465 jiwa yang berasal dari beberapa lokasi terdampak Karangetang yang telah diungsikan ke tiga titik.

“Selain data penduduk, ada juga empat buah rumah yang kena abu vulkanik di daerah Kora-Kora. Selebihnya masih dalam tahap pendataan lanjutan,” tukasnya.

UN Tertunda
Letusan Karangetang juga menerjang sejumlah sekolah. Tercatat empat sekolah diwilayah Siau, masing-masing SD YPK GMIST Ulu Siau, SDN Bebali, SMP Negeri 1 Siau Timur (Sitim) serta SMK 1 Sitim terpaksa diliburkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Sitaro. Keputusan itu diambil menyusul “amukan” Gunung Api Karangetang yang mengeluarkan abu vulkanik diserta awan panas sejak Kamis lalu sekitar pukul 12.33 WITA dan mengarah ke Kelurahan Bebali dan sebagian Kota Ulu.

Menurut Kepala Dikpora Sitaro, Robert Kahiking SPd, keputusan meliburkan keempat sekolah itu atas pertimbangan keselamatan para guru dan pelajar. “Empat sekolah ini masuk zona bahaya gunung api karangetang. Makanya atas pertimbangan keselamatan, ketiga sekolah tersebut diliburkan,” kata Kahiking yang dihubungi, Jumat kemarin.

Meski demikian, Kahiking menjelaskan instruksi meliburkan sekolah-sekolah itu tetap disesuaikan dengan perkembangan kondisi di wilayah masing-masing, mengingat untuk SD kini tengah dalam persiapan menghadapi pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

“Tetap menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Jika dimungkinkan untuk pelajar SD bisa datang ke sekolah meskipun tidak mengenakan pakaian seragam. Kami pun memikirkan jika terjadi kondisi darurat, maka mereka (siswa SD -red) akan melakukan kegiatan belajar mengajar dilokasi pengungsian,” sebutnya.

Untuk sekolah-sekolah lain yang letaknya masuk zona bahaya gunung, Kahiking mengimbau agar tetap waspada selama proses KMB. Apabila terjadi hal-hal yang sifatnya mengancam keselamatan, diharapkan pihak guru segera memulangkan para siswa. Yoseph Ikanubun

Artikel Terkait :
Tiga Gunung Api Sulawesi Utara Berstatus Siaga

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.