Penelitian menggunakan AI untuk mengklasifikasikan sperma manusia. Bagaimana teknologi dapat membantu menyelamatkan masalah infertilitas.

Penelitian menggunakan AI untuk mengklasifikasikan sperma manusia. Bagaimana teknologi dapat membantu menyelamatkan masalah infertilitas.
Universitas Lampung. (Foto: Unila)

Sperma manusia memiliki tiga komponen utama, yaitu kepala, ekor, dan midpiece, yang sangat penting untuk diperhatikan. Diagnosis dan klasifikasi sperma sering kali menjadi sulit dan mahal, sehingga jarang dilakukan oleh pasien.

Hal itu terungkap dari hasil penelitian Aristoteles, seorang mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dengan spesialisasi dalam Ilmu Komputer.

Ia menyelesaikan ujian tertutup di ruang sidang lantai dua Gedung Dekanat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila), pada Senin, 25 Maret 2024.

Aristoteles, yang juga merupakan seorang dosen di Jurusan Ilmu Komputer FMIPA, mengembangkan sebuah sistem berbasis Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat membantu dokter dalam mengklasifikasi sperma.

Diharapkan, hasil penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi dalam memecahkan berbagai masalah infertilitas.

Dalam ujian tersebut, Aristoteles dibimbing oleh Admi Syarif sebagai Promotor, Sutiarso, dan Favorisen Lumban Raja sebagai Co-promotor.

Aristoteles berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Implementasi dan Evaluasi Kinerja Metode-metode Machine Learning untuk Identifikasi dan Klasifikasi Sperma Berdasarkan Morfologi”.

Admi Syarif, selaku Promotor dan Dosen di Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila, menyatakan penelitian tentang implementasi Artificial Intelligence dalam bidang kesehatan telah memberikan dampak signifikan, terutama dalam dunia medis.

“Promovendus ini sangat luar biasa dengan masing-masing telah menghasilkan tiga karya tulis yang dipublikasikan (submitted/accepted) pada jurnal-jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus dan konferensi internasional,” ujar Admi Syarif, diakses dari laman resmi, Jumat, 12 April 2024.

Promovendus mengimplementasikan kecerdasan buatan berbasis YOLO untuk klasifikasi sperma manusia. Penelitian ini memiliki keunggulan, di antaranya kemampuan kecerdasan buatan dalam mengklasifikasi kualitas sperma dari data video atau gambar.

Uji coba dilakukan dengan menggunakan 85 sampel video sperma manusia. Hasilnya menunjukkan bahwa kecerdasan buatan memiliki kinerja yang sangat tinggi, mencapai 79,50 persen, dalam mengklasifikasi sperma secara real-time.

Admi Syarif berharap, Promovendus dapat memperbaiki disertasinya lebih lanjut dan melakukan ujian terbuka dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Pada sidang promosi terbuka, hadir sebagai penguji eksternal Sri Indra Trigunarso, seorang dosen senior dari Program Studi Kesehatan Lingkungan dan mantan Rektor Poltekes Tanjung Karang. Sementara penguji internal yakni Ratna Dewi Puspita Sari, dan Akmal Junaidi.

Sidang ujian tertutup S-3 ini dipimpin oleh Dekan FMIPA Unila Heri Satria, didampingi oleh G. Nugroho, selaku ketua Program Studi Doktor MIPA.

Setelah penetapan kelulusan oleh ketua sidang, Aristoteles terlihat bahagia. “Dengan demikian, hari ini saya dinyatakan lulus dan dapat melakukan persiapan untuk ujian terbuka,” ujar Aristoteles.

Aristoteles mengucapkan terima kasih kepada tim promotor, dekan, tim penguji, serta semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Ia juga menyampaikan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa taala atas kelancaran penyelesaian program doktor ini.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.