Melestarikan hutan hangrove di Desa Gane Dalam, Maluku Utara. Menanam mangrove untuk memerangi abrasi dan menjaga alam sekitar.

Warga desa di Maluku Utara melestarikan hutan hangrove. (WALHI Malut)
Warga desa di Maluku Utara melestarikan hutan hangrove. (WALHI Malut)

Tepat pukul 09.00 WIT, kami dari WALHI Malut bersama 25 orang warga Desa Gane Dalam, Kecamatan Gane Barat Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, berkumpul di belakang rumah Bibi Yani tempat tambatan longboat fiber yang menjadi alat transportasi kami menuju lokasi penyemaian mangrove di hutan mangrove, pohon penting yang mampu menahan laju abrasi.

Perempuan, laki-laki, anak-anak sampai dewasa siap melestarikan alam dengan cara menanam mangrove di hutan mangrove Desa Gane Dalam. Ada yang membawa cangkul, parang, dan saloi. Tak lupa pula membawa makanan dan minuman yang telah disiapkan bersama semalam.

Sambil menunggu pengemudi longboat, ibu-ibu terlihat menikmati sirih pinang. Itu merupakan cemilan wajib yang selalu dikonsumsi dalam setiap aktifitas, baik di rumah, di kebun maupun kegiatan lain yang dilakukan di Desa Gane Dalam.

Tak berselang lama pengemudi longboat pun tiba, satu persatu warga naik ke perahu fiber tersebut. Ketika mesin dihidupkan dan tali penambat dilepaskan, tiba-tiba terdengar teriakkan dari jauh.

“Woiiii, tungguuu, saya deng maitua mo iko juga,” kata om Gapi salah satu warga Desa Gane Dalam, dikutip dari laman Wahana Lingkungan Hidup, diakses Minggu, 14 April 2024.

Sontak bibi Rana yang telah berada di atas perahu berkelakar.

“Astagaaa, amper tong kase tinggal ibu Darma Wanita tuh,” tawa riuh pun pecah diatas perahu.

Setelah semua naik, perahu pun berangkat menuju lokasi penyemaian yang terletak di dalam hole Teluk Gane, tepatnya di salah satu areal perkebunan Kelapa Dalam milik Pak Alwi yang lokasi tersebut dinamakan Welemdi oleh masyarakat setempat.

Hanya butuh 10 menit saja menuju lokasi yang ditutupi lebatnya vegetasi hutan mangrove tersebut. Jenis yang paling dominan adalah Bruguera dan Rizophora apiculata.

Namun, vegetasi hutan mangrove tersebut telah mengalami penurunan populasi diakibatkan oleh aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan sawit di wilayah daratan yang dilakukan oleh PT. Gelora Mandiri Membangun anak dari PT. Korindo Group. Dalam perjalanan menuju lokasi penyemaian, nampak di kejauhan pohon-pohon sawit tumbuh menutupi sebagian besar perbukitan Gane.

Begitu tiba, laut masih pasang, semua turun dan dengan cepat menyusuri rimbunan mangrove menuju lokasi. Tempat persemaian pun dibangun, para ibu membagi dua kelompok untuk mengumpulkan bibit dan mengisi polibag dengan tanah.

Saat penyemaian berlangsung, sambil mengisi polibag lantunan lagu Lala (pantun-pantun berbalas) sebagai penyemangat dinyanyikan para ibu, suasana menjadi ramai.

Ini sudah kedua kalinya kegiatan penyemaian dan penanaman bibit mangrove dilakukan, yang pertama dilakukan warga pada tahun 2015 dengan lokasi yang berbeda, sehingga tanpa mendengar instruksi kami, mereka sudah tau apa yang harus dilakukan. Kami hanya mendampingi saja.

Menjelang sore, pukul 15.00 WIT kegiatan pun usai. Kami bersama warga kembali ke kampung dengan harapan bibit yang telah disemai tumbuh sehat sampai tiba waktunya penanaman nanti.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.