WALHI Malut mengembangkan gerakan ekonomi kreatif. Membangun gerakan ekonomi tanpa kapitalis/korporasi baru.

WALHI Malut mengembangkan gerakan ekonomi kreatif. Membangun gerakan ekonomi tanpa kapitalis/korporasi baru.
WALHI Malut mengembangkan gerakan ekonomi kreatif. (Walhi Malut)

Wahana Lingkungan hidup Indonesia (WALHI) Maluku Utara (Malut) menyelenggarakan kegiatan terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif yang berlangsung di Kantor WALHI Malut, belakang RUSD Chasan Boesoeiri, Kelurahan Tanah Tinggi Barat, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate.

Kegiatan yang mengusung tema “Pengembangan Ekonomi Kreatif Untuk Anggota WALHI Malut ini diikuti 13 orang. Saat memulai kegiatan, Ismet Soelaiman, Direktur Eksekutif Daerah WALHI Malut menyampaikan bahwa kegiatan ini perlu untuk dilaksanakan agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kawan-kawan gerakan terkait dengan pentingnya membangun gerakan ekonomi masyarakat.

Ia juga mengatakan bahwa lemahnya kawan-kawan gerakan adalah membangun gerakan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan adanya salah pemahaman terkait dengan gerakan ekonomi yang selalu dikaitkan dengan kapitalis/korporasi.

“Agar kita tidak sesat pikir, maka pada kegiatan ini kita akan belajar bagaimana cara membanggun gerakan ekonomi tanpa menciptakan korporasi baru,” jelas Ismet Soelaiman.

Ahmad Farid, dari Departemen Penggalangan Dana Publik dan Penguatan Ekonomi Rakyat Eksekutif Nasional WALHI selaku fasilitator, dalam paparan materinya mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya alam nusantara yang melimpah dan sangat beragam, serta dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan ekonomi masyarakat.

Namun sayangnya hal tersebut tidak diperhatikan dengan baik. Sehingga muncul kontradiksi pada tingkat kemiskinan, ketergantungan bahan pangan, dan konflik sumber daya alam.

Ia juga mengatakan, dengan beragamnya hasil bumi yang ada di Indonesia, jika dikelola sendiri oleh masyarakat lokal, maka dapat mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat nusantara. Oleh karena itu, pengembangan WKR dan Gerakan ekonomi masyarakat merupakan faktor penting yang harus dikembangkan.

“Penting kiranya kita sebagai generasi muda untuk mendorong dan memperjuangkan hak atas WKR dan gerakan ekonomi masyarakat. Karena hanya dengan begitu kita dapat mewujudkan kesejateraan masyarakat nusantara. Dan ini bisa kita mulai dari kelompok-kelompok kecil,” kata Farid.

Pada sesi tanya jawab, satu persatu peserta mulai menyampaikan pengalaman mereka dalam membangun usaha kecil untuk meningkatkan pendapatan ekonomi organisasi. Salah satunya adalah kawan-kawan dari komunitas Slavery yang saat ini sedang membangun usaha kecil-kecilan seperti sablon kaos, ngamen, jualan bensin, dan beberapa usaha lainnya.

Di akhir diskusi, Farid mengatakan bahwa modal dasar dalam pengembangan ekonomi tidak hanya pada masalah produknya saja, tapi kenyamanan konsumen dengan produk yang dipasarkan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Selain itu, harus ada relasietik yang baik antara konsumen dengan produsen.

“Kalau relasi itu berjalan dengan baik, maka usaha yang sedang kita kembangkan juga akan berjalan dengan baik. Langkah baik dari kawan-kawan adalah mau mencoba menkipun gagal, ini merupakan modal terbesar kawan-kawan,” ujar Farid.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.