Ketegangan geopolitik, perubahan iklim, serta pemanasan global memicu kerawanan pangan dan berdampak pada sektor pertanian.

pertanian Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Rektor Unpad Rina Indiastuti meninjau pameran Agri Summit 2024. (Foto: Dadan Triawan/Unpad)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Rektor Unpad Rina Indiastuti meninjau pameran Agri Summit 2024. (Foto: Dadan Triawan/Unpad)

Saat ini, dunia tengah mengalami kerawanan pangan yang cukup serius. Dalam laporan WHO, kerawanan pangan semakin meningkat setelah pandemi Covid-19 hingga mencapai 880 juta orang.

Hal ini diperburuk dengan adanya ketegangan geopolitik, perubahan iklim, serta pemanasan global. Demikian dikatakan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki.

Teten berbicara saat menjadi pembicara kunci dalam seminar “Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Bangsa” yang merupakan pembuka dari acara Agri Summit 2024: KAFP Unpad Market Connect”.

Rangkaian acara Agri Summit 2024 meliputi Seminar Nasional Ketahanan Pangan, Job Fair & Business Connect, serta Reuni Akbar Faperta Universitas Padjadjaran.

Acara yang juga merupakan rangkaian acara dari Dies Natalis ke-65 Fakultas Pertanian Unpad tersebut diselenggarakan di Grha Sanusi Hardjadinanti Unpad Jl. Dipati Ukur Bandung pada 30 Agustus hingga 1 September 2024.

“Jika tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, maka akan terjadi kesenjangan ketersediaan pangan di tahun 2050,” ujar Teten, diakses dari laman Unpad, Minggu, 1 September 2024.

Teten menjelaskan bahwa pertanian dalam arti luas yang mencakup perikanan, peternakan, dan perkebunan memegang peran kunci di masa depan.

Secara global, sektor pertanian menyumbang 4% dalam GDP dunia dan memberikan lapangan pekerjaan pada lebih dari 1,23 miliar jiwa.

Akan tetapi, terdapat tantangan dalam sektor pertanian, yaitu peralihan generasi pertanian.

“Di Indonesia, misalnya, mayoritas petani berusia di atas 45 tahun. Minat anak muda untuk terjun ke sektor pertanian dan perikanan masih sangat rendah,” jelas Teten.

Menurut Teten, kehadiran generasi muda dalam sektor ini belum didukung dengan akses inovasi dan teknologi dalam pengolahan sumber daya pertanian dan perikanan.
Meskipun begitu, Teten mengatakan bahwa Unpad telah melakukan inovasi dan teknologi dalam sektor pertanian.

“Inovasi hasil riset di sektor pertanian di Unpad sudah cukup maju. Unpad mempunyai perhatian besar,” kata Teten.

Sementara Rektor Unpad Rina Indiastuti mengatakan bahwa produk-produk inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Unpad, dengan dukungan dari Alumni Faperta Unpad, didasari oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) berbasis riset.

“Insya Allah berkualitas, dan akan menjadikan ketahanan pangan Indonesia menjadi kuat,” ujar Rektor.

Rektor mengatakan bahwa Unpad siap untuk turut mengusung perkembangan iptek di bidang pangan. Dosen serta mahasiswa Unpad sendiri memiliki riset yang cukup banyak, salah satunya dengan kearifan lokal Jawa Barat seperti ubi.

“Acara ini menunjukkan komitmen kami (Unpad), untuk menjadikan Unpad terbuka dalam pemahaman iptek di rekognisi dunia dan punya manfaat yang besar pada masyarakat,” kata Rektor.

Berdasarkan laporannya, Ketua Keluarga Alumni Faperta Unpad Arya Yudias mengatakan bahwa Agri Summit 2024 diselenggarakan atas inisiatif dari Unpad, Faperta Unpad, serta Alumni Faperta Unpad.

“Ini merupakan kegiatan bersama dengan tujuan yang sangat mulia, yaitu memperkuat kedaulatan pangan, meningkatkan eksistensi UMKM berbasis pertanian, serta memfasilitasi mahasiswa dan alumni Unpad untuk bekerja dan menjalin bisnis,” kata Arya.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.