“Sawit berkelanjutan tidak akan tercapai bila hanya mengedepankan peran pemerintah, pengusaha, pekebun swadaya dan RSPO saja. Diperlukan kerja-kerja progresif dengan melibatkan jurnalis untuk lebih membumikan serta eskalasi konsep-konsep sawit berkelanjutan kepada publik.
Society of Indonesian Enviromental Journalist (SIEJ) bersama Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) dan dan Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO) adakan Pelatihan Jurnalistik Kelapa Sawit Berkelanjutan dalam Perspektif HAM yang diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut, mulai dari tanggal 2-4 September 2024 yang diikuti oleh 10 orang jurnalis dari berbagai media di Indonesia.
Peserta terpilih yang mendapat beasiswa:
- Denis Gabriel Kutanggas (Papuan Voices)
- Putri Nurjannah Kurita (Tribun Papua)
- Habib Agil Aqsori (RRI Pontianak)
- Tri Pandito Wibowo (Tribun Pontianak)
- M Sukron Fitryansyah (JPNN.com)
- Zulhamri (Koran Kaltim)
- Samman Siahaan (Jawapos)
- Husna Fadilla Tarigan (Tribun Medan)
- Noura Arifin (Ekuatorial)
- Alifia Dwi Ramandhita (Republik Merdeka Online)
Pelatihan intensif ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para jurnalis dalam meliput isu kelapa sawit secara lebih mendalam, akurat, dan berimbang, dengan mempertimbangkan aspek Hak Asasi Manusia (HAM) dan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Tri Budiono, RSPO IMO Global Program Manager menyampaikan bahwa,“Sawit berkelanjutan tidak akan tercapai bila hanya mengedepankan peran pemerintah, pengusaha, pekebun swadaya dan RSPO saja. Diperlukan kerja-kerja progresif dengan melibatkan jurnalis untuk lebih membumikan serta eskalasi konsep-konsep sawit berkelanjutan kepada publik”.
Nanang Farid Syam, Direktur Eksekutif SIEJ menambahkan, “Melalui pelatihan ini, kami berharap para jurnalis dapat menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas dan berdampak positif terhadap masyarakat. Liputan yang baik dapat membantu membentuk opini publik yang lebih objektif dan mendorong terciptanya industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.”
Selama pelatihan, para peserta diberikan materi mengenai Bisnis dan HAM dalam pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan, prinsip-prinsip keberlanjutan dalam industri kelapa sawit sesuai dengan standar RSPO, teknik-teknik jurnalistik investigasi untuk mengungkap praktik-praktik yang tidak bertanggung jawab, serta materi-materi teknis dalam jurnalistik dalam meliput isu sensitif seperti kelapa sawit.
Selain materi presentasi, para peserta juga mengikuti sesi diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada para peserta dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan.
Putri Nurjannah Kurita, salah satu peserta pelatihan dari Papua mengungkapkan, “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya. Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang industri kelapa sawit dan bagaimana meliput isu ini secara lebih baik. Saya berharap dapat menerapkan ilmu yang saya dapatkan dalam pekerjaan sehari-hari.”
Adzkar Ahsinin, Peneliti ELSAM menyatakan, lembaganya berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kapasitas para jurnalis dalam meliput isu-isu strategis seperti kelapa sawit dengan perspektif bisnis dan HAM. Kolaborasi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan ruang publik yang lebih informatif dan mendorong terciptanya solusi yang berkelanjutan untuk tantangan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit.
- Krisis iklim memperparah risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia
- Unpad resmikan pembangkit listrik tenaga surya dan mesin daur ulang sampah
- WALHI menemukan ketimpangan akses dan distribusi air di Kota Makassar
- Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi menuntut komitmen pemerintah menurunkan emisi karbon
- Hargailah masyarakat lokal terkait pemensiunan dini PLTU batubara Cirebon Unit 1