Lebih dari dua juta tanah dan hutan milik masyarakat Merauke akan berubah menjadi sawah dan perkebunan karena pembangunan PSN.

Kapal tongkang telah berlabuh di perairan laut Wogikel, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke. Dengan dikawal militer, kapal ini memuat dan menurunkan ratusan excavator bermerek Sany, bulldozer, dan alat berat lainnya. Semua ini didatangkan demi ambisi cetak dan optimalisasi sawah seluas 2 juta hektare.
Laman Yayasan Pusaka Bentala Rakyat (PUSAKA) melalui laman resminya mencatat, selain cetak sawah, perusahaan yang digandeng proyek ini akan membangun sarana dan prasarana ketahanan pangan, seperti pembangunan jalan sepanjang 135,5 kilometer.
Namun, cetak sawah bukan satu-satunya Proyek Strategis Nasional yang mengancam ruang hidup masyarakat di Merauke.
Di waktu yang sama, pemerintah berinisiatif mengembangkan perkebunan tebu dan bioethanol seluas 541.000 hektar. Menteri Investasi sekaligus Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol, Bahlil Lahadalia menunjuk sepuluh perusahaan perkebunan yang dikuasai oleh dua orang pengusaha.
Seolah-olah seperti tanah kosong yang tak berpenghuni, lebih dari dua juta tanah dan hutan milik masyarakat akan berubah menjadi sawah dan perkebunan.
Masyarakat adat Malind dan Yei jelas menolak. Seorang mama yang kami temui bilang “Mama menolak perusahaan. Karena di tanah dan hutan itu ada kita punya tempat tinggal dan tanaman, untuk itu perusaahan tidak boleh ambil”.
Bagi masyarakat adat, tanah dan hutan adalah sumber penghidupan, pangan, budaya, sumber air, dan tempat-tempat penting bagi sejarah mereka yang hidup sekarang dan generasi mendatang.
PUSAKA telah bertemu dengan Bapak Vincen Kwipalo, pemimpin Marga Kwipalo. Demi mempertahankan tanahnya, PUSAKA harus berkendara dengan motor untuk hadir dalam pertemuan adat ‘sasi mayan‘ yang diinisasi Forum Masyarakat Adat Kondo Digul.
Untuk ke sana, harus menempuh 122 kilometer dari Kampung Blandin Kakayo. Dalam pertemuan ini, PUSAKA menyaksikan ratusan masyarakat adat dengan tegas menolak tanah dan hutan adat mereka dirampas.
Sementara di Kampung Yowied, masyarakat adat Malind membalur wajah dan tubuh mereka dengan poo atau lumpur putih sebagai bentuk duka masyarakat atas rusaknya tanah dan hutan mereka. Mereka terus meneriakkan kata “tolak!”
“Sekarang mereka tidak bisa mengandalkan siapa pun, kecuali dukungan dari kita semua. Mari dukung perjuangan Bapak Vincen dan ratusan orang Suku Malind dan Suku Yei untuk menghentikan PSN Merauke ya teman-teman,” demikian pernyataan PUSAKA.
Pesan seorang namek di Kampung Yowied “jangan khawatir membela kebenaran, pasti selamat. Dilindungi oleh Tuhan. Percaya.”
PUSAKA menggalang dukungan untuk masyarakat adat Merauke melalui petisi ini. Rakyat diharapkan memberikan dukungan melalui tandatangan digital.
PUSAKA bertujuan menciptakan dan memperjuangkan kehidupan yang berkeadilan bagi masyarakat adat dan masyarakat miskin. PUSAKA juga menghendaki adanya pengelolaan dan pemanfaatan sumber alam yang (i) menghormati dan melindungi hak asasi manusia, (ii) keberlanjutan keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup; (iii) berkeadilan; tanpa mengeksploitasi dan menyingkirkan hak-hak rakyat, buruh, petani, dan elemen sosial lainnya.
- Laut, Identitas yang Terancam Tambang Emas di SangiheAktivitas tambang emas yang mulai beroperasi di pulau kecil Sangihe mengubah kehidupan masyarakat. Pola hidup warga terganggu.
- Menanti keberhasilan rehabilitasi macan tutulPredator terbesar di Pulau Jawa, macan tutul jawa (Panthera pardus melas) masih dalam status ‘terancam punah’
- Menguatkan pemenuhan hak atas tanah warga Sulawesi Tenggara melalui pendidikanKPA dan ForSDa Gelar Pendidikan Kader di Kolaka, Sulawesi Tenggara di tengah ketimpangan kepemilikan tanah.
- Persidangan gugatan warga terhadap perusahaan pemicu kabut asap terus bergulirHakim persidangan didesak tidak hanya menghukum para tergugat, tetapi memerintahkan pemulihan lahan gambut yang rusak karena terbakar.
- Menangkarkan kodok darah: upaya menambah indikator kesehatan lingkunganTaman Safari Indonesia menangkarkan kodok darah. Amfibi ini masuk dalam kategori kritis atau critically endangered menurut lembaga konservasi alam internasional, IUCN.
- Pergerakan magma dan kaitannya dengan bencana vulkanikDiperlukan metode analisis kimia beresolusi tinggi untuk memahami pergerakan magma dari dalam bumi hingga menimbulkan bencana vulkanik.