Semarang, Ekuatorial – Badan Penanggulangan Bencana Daerah – BPBD Jawa Tengah menyatakan agar mewaspadai anomali cuaca di sejumlah daerah, seperti Jawa Tengah Bagian Timur dan Selatan yang telah masuk musim kemarau. Kondisi ini mengakibatkan produksi pangan menurun menyusul kegagalan panen tanaman padi atau jagung yang ada di ladang tadah hujan.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan, agar mewaspadai kondisi ini. ”Sejak 2012, peta daerah rawan pangan setiap tahun selalu diperbarui. Kami berharap program ketahanan pangan di desa-desa yang rawan pangan dapat maksimal terlaksana agar mereka aman,” katanya seperti dirilis harian Kompas.

Sementara, petani di Solo berharap suplai air irigasi dapat mencukupi kebutuhan sawah hingga masa panen. Namun, sejumlah petani memilih menanam palawija karena lahan mulai mengering. Saat mulai tanam, hujan masih sering turun tetapi sekarang betul-betul musim kemarau. Sehingga, petani berharap agar air irigasi terus mengalir sampai panen.

Berdasarkan data hasil produksi pertanian khusunya padi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 mencapai sebanyak 10.232.934 ton, naik dibandingkan tahun 2011 yang hanya sebanyak 9.391.959 ton. Sementara, padi ladang mencapai sebanyak 320.983 ton di 2012, naik dari tahun sebelumnya di 2011 yang hanya sebanyak 242.755 ton. Sedangkan, untuk jenis komoditas padi sawah hasil produksi di Provinsi Jawa Tengah pada 2012 mencapai sebanyak 9,911,951 ton naik dibandingkan tahun 2011 yang hanya sebanyak 9.149.204 ton.

Selanjutnya, tanaman pangan lainya untuk komoditas jagung hasil produksi pada 2012 mencapai sebanyak 3.041.630 ton, naik dibandingkan tahun sebelumnya di 2011 yang hanya sebanyak 2.772.575 ton.  (Wishnu)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.