Jakarta, Ekuatorial – Pasca letusan pada Minggu, (15/9) dini hari, ribuan warga dari belasan Desa di lereng gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara masih berada di pengungsian. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan peningkatan status gunung dari waspada menjadi siaga III. Sebanyak, 6 Desa dengan radius 3 kilometer dari kawah gunung Sinabung telah dikosongkan.

Keenam Desa itu adalah, Simacem, Bekerah, Sukameriah, Sukanalu Teran, Sigarang-garang, dan Mardinding, Kecamatan Naman Teran. Sementara, tempat pengungsian berada di Jambur Taras, Berastagi, Jambur Sempakata, Kabanjahe, kompleks GBKP Kabanjahe, dan Jambur Desa Payung, Kecamatan Payung.

Warga meninggalkan Desa enam Desa itu adalah, Simacem, Bekerah, Sukameriah, Sukanalu Teran, Sigarang-garang, dan Mardinding, Kecamatan Naman Teranmenggunakan truk TNI dan Polri serta mobil pribadi dengan membawa bekal seadanya, seperti pakaian, bantal, dan juga selimut. Begitu mendengar bahwa gunung Sinabung meletus, warga langsung bergegas meninggalkan rumah dan Desanya.

Hingga Minggu petang, gunung Sinabung terus memuntahkan debu vulkanik yang mengakibatkan kota Berastagi diselimuti debu putih. Letusan pertama terjadi pada Sabtu pukul 22.15 yang disusul dengan mengeluarkan api, asap, debu, serta bau belerang.

Gunung Sinabung yang terletak di dataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut, sejak letusan pertama pada 1.600 dianggap sebagai gunung api yang tidak aktif karena sejak itu tak pernah ada tanda-tanda bahwa gunung itu memiliki aktivitasnya.

Baru pada 2010 gunung ini tiba-tiba menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan letusan yang dahsyat pada malam hari serta memuntahkan abu serta material vulkanik lainnya. Letusan ini tentu sangat mengagetkan warga bahkan para ahli gunung api pun dibuat kaget oleh aktivitas Sinabung yang selama ratusan tahun tidak menunjukkan tanda-tanda keaktifannya karena masuk dalam kategori gunung api type B, yaitu gunung api berkawah yang memiliki solfatara atau fumarola yang tidak diketahui sejarah letusannya.  (Wishnu/KMP)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.