Jika lempeng di Selat Sunda bergeser seperti yang diramalkan, maka Jakarta akan dihadang gempa hebat. Kabar buruknya, keseluruhan gedung di Jakarta dinyatakan tidak tahan gempa.

Haryadi Permana, peneliti Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan bahwa terdapat ancaman gempa besar di zona subduksi Selat Sunda atau disebut Sunda Megathrust yang akan berefek besar terhadap Jakarta. Hal itu diungkapnya pada diskusi Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana yang bertema ‘Sunda Megathrust dan Upaya Membangun Kesiapsiagaan Masyarakat’ kemarin (7/4) di gedung BPPT, Jakarta Pusat.

Secara geologis, Jakarta berdiri di atas lapisan alluvial, lapisan bertekstur lunak yang terdiri dari pasir halus dan lumpur endapan sungai.  Lapisan ini dapat mengamplifikasi kekuatan gempa hingga dampaknya bertambah buruk. Haryadi juga mengatakan bahwa Jakarta merupakan dataran rendah yang terus-menerus amblas karena pengambilan air bawah tanah sangat intensif.

Model gempa yang dibuat dengan kekuatan 9 megawatt menunjukkan guncangan dapat mencapai VIII MMI yang dapat merusak gedung-gedung dan infrastruktur lainnya. “Kami melakukan studi kelayakan gedung terhadap gempa mulai dari jumlah lantai, usia, bentuk, dan fungsi gedung. Dan secara keseluruhan gedung di Jakarta tidak tahan gempa,” ujar Udrekh, Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi-BPPT.

Walau ancaman nyata ini belum diketahui kapan akan terjadi, namun semua pihak diharapkan waspada tetapi tidak panik. Peneliti akan terus memantau pergerakan lempeng pada Sunda Megathrust ini.

“Di bagian Selat Sunda pergerakannya nol, namun di bagian utara Sumatera pergerakannya 4 cm pertahun. Kami khawatir di bagian Selat Sunda ini sedang terjadi akumulasi energi,” ujar Haryadi.

Menurut Haryadi, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak bencana ini yaitu pembuatan sumur resapan, revitalisasi situ, pengerukan sungai, dan relokasi masyarakat dari bantaran sungai.

Dalam diskusi juga diperkenalkan teknologi pengiriman informasi saat sarana komunikasi lumpuh akibat bencana: CCTV canggih yang bisa merekam jarak jauh dan penggunaan ponsel dengan bantuan gelombang radio dan satelit. Dengan teknologi ini diharapkan penyampaian informasi untuk pengurangan dampak bencana dapat berhasil. Januar Hakam

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.