Palangka Raya, Ekuatorial – Berdasarkan data Satelit NOAA Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Ditjen PHKA Kementerian Kehutanan, jumlah titik panas atau hotspot di Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam dua pekan terakhir terus mengalami peningkatan drastis hingga mencapai 972 titik panas.

Per 14 September saja, diketahui seluruh wilayah Kalteng terpantau 314 hotspot atau titik panas. Jumlah tersebut mengalami peningkatan hampir dua kali lipat jika dibanding data per 13 September yang hanya terpantau 193 titik panas.

“Apabila dijumlahkan sejak tanggal 1 hingga 14 September 2014, jumlah hotspot mencapai 972 titik. Angka tersebut mengalami peningkatan yang drastis dibandingkan Agustus,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng, Muchtar, Senin (15/9).

Dari ratusan titik panas tersebut, tertinggi berada di kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang mencapai 80 titik. Disusul tertinggi kedua berada di Kabupaten Katingan, Kotawaringin Barat 31 titik, Sukamara 26 titik, Seruyan 25 titik, Kapuas 23 titik, Palangka Raya 22 titik, Pulang Pisau 17 titik, Lamandau 13 titik, Gunung Mas 7 titik, Murung Raya 5 titik, Barito Selatan 3 titik, Barito Utara 3 titik, dan Barito Timur 3 titik.

Sedangkan luasan lahan yang terbakar sejak 1 hingga 14 September 2014, untuk Kota Palangka Raya saja telah mencapai 244,5 hektare dan hanya 60,5 hektare yang berhasil dipadamkan.

Tinggikan ISPA
Menebalnya kabut asap berdampak pada meningkatnya penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Masyarakat (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng, Endang, mengatakan dengan banyaknya asap yang dihirup manusia akan mengakibatkan ISPA dan diare.

“Untuk Palangka Raya dan Kotawaringin Barat mengalami peningkatan terhadap penyakit ISPA yang diderita oleh masyarakat yang dikarenakan kabut asap,” terang Endang, pada kesempatan berbeda.

Menurutnya, sudah ada 56 penderita ISPA di kota palangka Raya hingga Januari sampai Juli 2014. Sedangkan Kotawaringin Barat ada 82 penderita.

“Antisipasi kita sudah dengan melayangkan surat ke wali kota. Isi surat tersebut mengingatkan tentang kewaspadaan, menyiapkan logistik dalam bentuk obat seperti obat diare dan ISPA,” tuturnya.

Dijelaskan juga, sebelum menyiapkan logistik pihaknya memperkuat pengumpulan, analisa, hingga interpretasi (surveilan) penyakit tersebut. Sehingga dapat data setiap perpekan dari kabupaten di setiap Puskesmas. Menurut dia, kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit. ISPA ini lebih mudah terjadi karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus penyebab penyakit dan buruknya lingkungan.

“Sehingga untuk melindungi diri dari risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap, kita harus sedapat mungkin hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernapasan. Jika terpaksa pergi ke luar rumah maka sebaiknya menggunakan masker,” jelasnya.

Salah satu tindakan mencegah, kata dia, minum air putih lebih banyak dan lebih sering. Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, dia meminta agar konsultasi ke dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. “Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernafas atau gangguan kesehatan lain,”ujar dia. Maturidi

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.