Bali, Ekuatorial – Lokasi penyelaman Tulamben, Bali disinyalir tak memiliki hitungan kapasitas daya tampung. Bila terus didiamkan, bisa saja Tulamben akan mengalami degradasi lingkungan yang mengerikan.

“Ratusan penyelam menyelam di US Liberty setiap harinya. Tidak ada kontrol, tidak ada pengelolaan, tidak ada infrastruktur, anarki. Ini masalah besar,” ucap Emre Turak, peneliti dari Universitas James Cook, Australia kepada Ekuatorial, Jumat (29/8) di Bali.

Kapal karam US Liberty menjadi lokasi selam paling populer di Tulamben sekarang. Titik penyelaman lain di Tulamben ada seperti Coral Garden, Drop off, Batu Kelebit, Emerald Point, Tukadabu Segara Point, Petisan Point, dan Seraya Secret.
Emre mengamati banyak perubahan terjadi di Tulamben, seperti misalnya di lokasi penyelaman Emerald Point. Pada 2011 lokasi tersebut masih tampak sangat bagus, namun sekarang tak terlihat keindahannya. Sama halnya dengan lokasi penyelaman di depan Resort Paradise, pada 2012 kondisi terumbu karangnya masih terbilang baik, sekarang tidak ada lagi terumbu karang, semuanya rusak.

“Di sepanjang pantai disini (Tulamben) terlalu banyak penyelam. Bali akan kehilangan pesonanya jika mereka tak menjaga, ratusan penyelam pergi menyelam setiap harinya, itu berlebihan. Dan sekarang banyak sekali karang yang rusak,” ujar Emre, yang asli Turki itu.

Berdasarkan penelitiannya, Emre menyebutkan bahwa umumnya satu titik penyelaman yang berada pada ekosistem terumbu karang mempunyai batas atau daya dukung sebanyak 2.000 penyelaman per tahun. Jika lebih dari itu, ekosistemnya mulai terdegradasi dan tak dapat bertahan lagi. Namun, jika pengelolaan penyelaman dilakukan baik, angka 2.000 itu dapat naik menjadi 5.000.

“Ada sekitar 200 atau lebih penyelam setiap harinya di Liberty dan disana ada karang, juga di perjalanan menuju kesana. Jadi jika diperkirakan, penyelam disana bisa mencapai 67.000 per tahun. Itu tekanan yang sangat besar,” jelas Emre yang telah 30 tahun meneliti terumbu karang di seluruh dunia.

Besarnya jumlah penyelaman juga dibenarkan oleh Aan, instruktur selam di Tulamben. Aan menyatakan bahwa di titik penyelaman kapal karam US Liberty, rata-rata terdapat sekitar 150 penyelam dalam sehari. Bahkan bisa mencapai 200-250 penyelam per hari pada musim puncak wisata. Jika diperkirakan dari seluruh Tulamben, ia menyatakan rata-rata penyelam per hari mencapai 500-an dan 700-an pada musim puncak.

“Sampai saat ini dari pemda tidak ada peraturan, tidak ada sama sekali campur tangan pemerintah soal wisata diving disini, mereka cuma ambil retribusi. Soal konservasi lingkungan dan terumbu karang semuanya inisiatif perusahan atau swasta saja,” ucapnya.

Penyedia layanan penyelaman di Tulamben sendiri ada sekitar 15-20 perusahaan. Aan memperkirakan, rata-rata perusahaan tidak memiliki peraturan khusus mengenai pembatasan penyelaman di suatu lokasi penyelaman.

Masyarakat lokal, operator wisata, dan pengguna dinilainya perlu duduk bersama, bekerja bersama, menyepakati, mengatur sebuah peraturan pengelolaan yang baik. Studi dibutuhkan untuk menentukan daya tampung lokasi penyelaman, dampaknya, dan membuat kalkulasi yang menghasilkan angka batas kunjungan. IGG Maha Adi, Ratih Rimayanti

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.