Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh telah mengirim tim dokter untuk mengotopsi gajah yang mati di kawasan hutan Sungai Cengeh, Desa Pangong, Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya.

Namun, menurut tim dokter, identifikasi penyebab kematian satwa dilindungi tersebut tergolong sulit lantaran bangkainya sudah membusuk. “Diperkirakan gajah tersebut sudah mati 4-7 hari pada saat ditemukan. Secara kasat mata tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya,” demikian Kepala BKSDA Aceh, Genman S Hasibuan, kepada Atjehpost.co, Senin, 8 September 2014.

Itu sebabnya, lanjut Genman, BKSDA bekerja sama dengan Polres Aceh Jaya, akan mengirim potongan tubuh gajah untuk uji forensik di Polda Sumatra Utara, Medan. “Kami sudah koordinasi dengan Polres Aceh Jaya. Begitu proses administrasi selesai, sampel berupa jantung dan hati gajah itu segera dibawa ke Medan,” kata Genman.

Ditanya mengenai gading gajah yang hilang saat bangkai ditemukan, Genman mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi saat gajah mati. “Untuk memastikan penyebabnya, kita tunggu hasil uji forensik,” kata Genman.

Seperti diberitakan sebelumnya, gajah yang mati di Aceh Jaya diperkirakan berusia 20 tahun. Bangkainya ditemukan setelah warga mencium bau busuk yang menyengat di sekitar kawasan hutan. Ini bukan pertama kali gajah mati di Aceh Jaya. Pada 2012 lalu, dua ekor gajah ditemukan mati diracun dan terkena perangkap. Merebak kabar, beroperasi sindikat pencuri gading gajah di kawasan tersebut.

Berdasarkan catatan Atjehpost.co, pada 2012 sebanyak 14 gajah meregang nyawa di seluruh wilayah Aceh. Sebagian besar dibunuh dan diracun. Pada 2013, lima bangkai gajah ditemukan dengan mulut berbusa lantaran diracun di lahan perkebunan sawit di Aceh Timur.

Pada Agustus 2014, BKSDA Aceh mengatakan saat ini diperkirakan populasi gajah Sumatera di 16 kabupaten/kota di Aceh hanya tersisa 460 ekor. Meski tergolong minim, namun BKSDA mengatakan jumlah itu cenderung meningkat dengan ditemukan gajah anakan. Adapun, sejak 2012 Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) menaikkan status gajah dari “terancam punah” menjadi “sangat terancam punah”. Di seluruh Sumatera, populasinya diperkirakan tidak lebih dari 2.400-2.800 ekor. Angka ini menyusut dari data 2007 yang diperkirakan masih ada 3.000-5.000 ekor. Yuswardi A Suud

Artikel sebelumnya telah dimuat di Atjehpost.co, salah satu rekanan sindikasi konten dari Ekuatorial.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.