Jakarta, Ekuatorial – Susi Pudjiastuti, Menteri Maritim Indonesia yang baru menegaskan bahwa dirinya akan memperbaiki kondisi laut Indonesia. Ia mengatakan, sebagai negara maritim, potensi kelautan Indonesia sangat besar. Namun menurutnya pengelolaannya belum maksimal. “Nilai hasil kekayaan laut Indonesia sangat besar, tetapi sayangnya belum dimanfaatkan maksimal,” ujarnya saat memimpin rapat perdana di Gedung Mina Bahari, Jakarta, Selasa (28/10).

Selain itu, sesuai dengan nama kabinet kerja dan instruksi Jokowi, ia memastikan akan bekerja langsung. Salah satu yang mengusik perhatiannya adalah permasalahan illegal fishing dan over fishing yang kerap terjadi di Indonesia.

“Untuk itu kami akan memikirkan solusi yang efektif bagi pelanggaran di kelautan. Kebanyakan pelanggaran terjadi di wilayah Indonesia timur seperti Papua dan Sulawesi serta di daerah perbatasan Indonesia,” tambahnya.

Untuk memperkuat proses pengawasan, Susi mengatakan kementeriannya akan konsen dan segera membuat peta menyangkut ilegal fishing. “Saya nanti akan meminta ada peta Jawa, Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB dan Papua dan lainnya agar kita dapat memantau wilayah Indonesia setiap harinya,” tambah Susi.

Ia menyebut angka kerugian yang dialami Indonesia karena ilegal fishing mencapai hingga seratus triliun rupiah. Oleh karena itu, ia mengatakan akan memperkuat sistem pengawasan dan penegakkan hukum bersama dengan Menteri Koordinator Kemaritiman.

Selain masalah illegal fishing, Susi juga menyatakan akan membuat rencana aksi untuk memaksimalkan hasil laut Indonesia. “Kita akan memperbaiki laut Indonesia dan juga mendata jumlah kapal-kapal asing dan berbendera Indonesia. Untuk data kapal kita akan dapat hari jumat mendatang,” ujarnya.

Dengan adanya jumlah data kapal, Susi mengatakan akan mudah memantau kegiatan kelautan Indonesia. Susi mengatakan, dirinya juga akan mendalami permasalahan produksi dan pengangkutan hasil laut. Menurutnya, hasil laut Indonesia mengalami kendala tarif angkut dan waktu pendistribusian yang cukup lama. “Indonesia negara kepulauan, jadi pengangkutan hasil ikan masih lama. Kalau mati nanti nilainya menurun,” imbuhnya.

Ia mencontohkan, seperti misalnya membawa ikan dari Lombok ke Medan bisa memakan waktu hingga 9 jam. “Pasti akan banyak ikan yang mati,” tukasnya, Untuk itu, ia mengaku akan meminta bantuan dari kementerian lain untuk menemukan solusi. “Untuk masalah yang dihadapi kita tidak bisa sendiri, kita butuh bantuan kementerian lain,” ujarnya.

Susi Pudjiastuti merupakan wanita kelahiran Pangandaran Ciamis, 15 Januari 1965. Ia merupakan pesiden direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang bergerak di produksi olahan ikan, dan PT ASI Pudjiastuti yang bergerak pada bidang transportasi udara. Susi menjadi perhatian publik karena ia hanya mengantongi ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Januar Hakam

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.