Sampit, Ekuatorial – Kemarau panjang yang melanda wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) sejak beberapa bulan lalu, menjadi bencana bagi masyarakat setempat. Tak hanya kabut asap yang semakin pekat akibat kebakaran lahan, datang lagi ancaman kekeringan. Terutama terhadap warga yang tinggal di wilayah pedalaman, atau wilayah utara Kalteng.

Bahkan, sejumlah daerah aliran sungai (DAS) sudah mengalami pendangkalan secara drastis. Kondisi ini berakibat terputusnya jalur transportasi ke beberapa wilayah pedalaman. Padahal, selama ini ketergantungan warga untuk mengangkut bahan sembako melalui jalur sungai masih sangat besar.

Kondisi ini terutama sangat dirasakan warga yang bertempat tinggal di hulu sungai. Seperti hulu Sungai Mentaya di Kecamatan Antang Kalang Kabupaten Kotawaringin timur, hulu sungai Samba di Kecamatan Marikit dan Katingan Hulu Kabupaten Katingan, serta hulu Sungai Barito di Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya.

Kepala Desa Antang Kalang, Hardi P Hady mengatakan sejak musim kemarau air sungai yang menghubungkan beberapa desa yang ada di pedalaman seperti Desa Tumbang Nahan,Tumbang Rangai, Hejan, Gagu, Buntut Nusa, Sungai Puring, Kuluk Talawang mengalami kekeringan. Bahkan untuk mencapai desa tersebut memakan waktu yang cukup lama yakni sekitar empat sampai lima hari.

“Masyarakat di sini perlu bantuan karena selama ini sungai surut, sehingga sarana transportasi tidak bisa dilewati. Kami minta Pemerintah kabupaten Kotawaringin timur melalui dinas terkait bisa membantu mengangkut sembako atau percepatan membuat jalan yakni menunju desa yang tak punya akses jalan darat,” ungkap Hardi P Hady, Sabtu (11/10).

Selama air surut harga kebutuhan sembako sangat meningkat tajam. Hal ini dikarenakan biaya angkut untuk transportasi air juga cukup mahal. Sedangkan hasil bumi seperti karet dan rotan sangat memprihatikan, dan tidak bisa untuk bertahan hidup.

Semakin surutnya debit air di sungai membuat warga yang biasa menggunakan jalur transportasi sungai harus mengurungkan niat, karena kelotok (perahu kecil-red) yang biasa pengangkut barang dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dipastikan kandas. Hardi mengharapkan, pemerintah daerah bisa mengatasi keringnya sungai itu dengan membuat akses jalan untuk menembus desa yang tidak bisa dihubungi lewat jalur darat.

“Kehidupan warga yang tinggal di pelosok sangat memprihatikan. Karena selama ini mereka susah mendapatkan sembako untuk kehidupan sehari-hari,” ujar dia.

Dia menyampaikan, selama ini warga yang tinggal di Desa Buntut Nusa dan Tumbang Gagu terpaksa berjalan kaki, dengan menempuh perjalanan dengan beberapa jam menuju Desa Tumbang Sanamang di Kabupaten Katingan, untuk mencari kebutuhan pokok.

Dia mengungkapkan, selama air surut transportasi air lumpuh total terlebih perahu yang mengangkut bahan sembako bagi warga yang tinggal di pelosok. Bahkan untuk menuju beberapa desa di wilayah itu, memakan waktu cukup lama.
“Nasib masyarakat disini sangat memprihatinkan, karena transportasi yang satu-satunya menuju berbagai desa di pelosok tidak dapat dilalui karena mengalami kekeringan dan surut,” ungkapnya.

Minta Hujan
Kondisi serupa saat musim kemarau panjang ini juga dialami oleh warga yang bertempat tinggal di hulu Sungai Barito di Kabupaten Murung Raya. Ribuan kepala keluarga merasa kesulitan air bersih, terlebih bagi mereka yang tinggal di pinggiran DAS Barito. Air sungai tidak bisa dimanfaatkan dan dinilai tidak layak untuk dikonsumsi.

Bahkan masyarakat pun harus pasrah dan berdoa meminta hujan, agar kondisi air tetap normal kembali. Tidak jauh berbeda dengan air bersih yang disuplai perusahaan daerah air minum (PDAM) yang belakangan ini sering macet. Membuat tidak sedikit pelanggan PDAM mengeluh, lantaran air tidak bisa mengalir ke rumah mereka.

“Sudah lima hari ini di rumah kami tidak mengalir air bersih PDAM. Padahal semua stok air sudah menipis dan kami harus merasakan kesulitan air jika sudah habis stok,” kata Ati seorang warga yang bermukim di Jalan Achmad Yani Puruk Cahu kepada Ekuatorial, Sabtu (11/10).

Menurut dia, air yang tidak mengalir itu pun hanya terdapat pada jalur kanan jalan menuju Kota Puruk Cahu, sementara yang diketahui untuk jalur di sebelah kiri Jalan Achmad Yani, aliran dari PDAM lancar.

“Jalur kami saja yang tidak mengalir, kami tidak mengetahui apa penyebabnya, padahal di jalur seberang jalan ini bisa saja mengalir. Ya kami berharap air bisa mengalir seperti semula agar aktivitas bisa lancar. Apalagi air ini menjadi kebutuhan yang mendasar,” ungkapnya.

Direktur PDAM Murung Raya, Ukerius mengakui belakangan ini air PDAM sempat tersendat pengalirannya ke tiap rumah pelanggan aktif.

“Kami akui pada musim kemarau ini pengaliran air bersih ke setiap rumah pelanggan aktif PDAM sangat terganggu,” ujar Ukerius.

Penyebabnya dikatakan Ukerius, karena debit air yang ada saat ini sangat sedikit. Karena itu, dia juga mengharapkan agar masyarakat Murung Raya dapat mempergunakan air bersih yang dialirkan oleh PDAM Murung Raya dapat dipergunakan sebaik mungkin dan tidak berboros-borosan mengingat sekarang ini air sangat sulit mengalir.

Ukerius mengakui jika saat ini memang telah ada beberapa masyarakat yang mengeluhkan akan pengaliran air bersih di rumahnya. Bahkan, kata dia, pihaknya telah menambah beberapa mesin pompa air agar pengaliran air bersih dapat terus berjalan. Maturidi

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.