Manado, Ekuatorial – Kota Manado hingga Minggu (7/12) terus diterjang badai. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manado menghimbau agar masyarakat mewaspadai badai Hagupit Filipina yang berdampak ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), termasuk Manado.

Sejumlah pohon besar tumbang diterjang angin kencang menimpa dua mobil. Mengakibatkan seorang penumpang lelaki, M Maaruf (41) warga Kelurahan Teling Bawah, Kecamatan Wenang, tewas pada Sabtu (6/12), sekitar pukul 13.00 WITA.

Maaruf tewas setelah angkutan kota mikrolet yang ditumpanginya melintas di ruas Jalan Samrat, Kelurahan Wanea, Lingkungan II, Kecamatan Wanea tepatnya depan M Icon. Ketika itu cuaca hujan disertai angin kencang, tahu-tahu pohon di pinggir jalan roboh. Tak bisa menghindar, dua mobil masing-masing mikrolet bernomor polisi DB 4841 AB yang dikemudikan Jemmy dan pick up Panter bernomor polisi DP 8594 AI, tertimpa pohon besar yang roboh tersebut.

Celakanya korban yang duduk di bangku penumpang mikrolet bagian tengah kritis terjepit di dalam mobil naas itu. Sementara itu dua mobil tersebut rusak parah tertimpa pohon. Warga sekitar yang melihat kejadian itu langsung memberikan pertolongan. Sayangnya dalam perjalanan ke RS Bhayangkara, nyawa korban tak tertolong lagi akibat patah tulang di bagian lehernya. Sedangkan sopir mikrolet, Jemny hanya mengalami luka ringan di bagian lengan tangan kanan.

Sementara itu, BMKG Manado mengeluarkan himbauan agar masyarakat mewaspadai badai Hagupit Filipina yang berdampak ke berbagai daerah Provinsi Sulawesi Utara.

“Hujan dan angin yang terjadi saat ini di Provinsi Sulut akibat fenomena siklon tropis yakni Badai Hagupit Filipina, yang mempengaruhi pola sirkulasi angin di Sulut,” kata Staf Prakirawan BMKG Samrat Manado, Novria.

Novria mengatakan sebenarnya Badai Hagupit ini, jauh dari Sulut, namun mempengaruhi pola sirkulasi angin, sehingga memicu pertumbuhan awan yang cukup kuat. “Badai Hagupit Filipina, memang cukup jauh dan tidak mendekati Sulut,” jelasnya sambil menambahkan, masyarakat harus tetap waspada, dan mengikuti informasi dari BMKG juga dari pemerintah.

Lanjut dia, dampak siklon Hagupit akan menyebabkan hujan ringan sampai sedang berpotensi di wilayah Kalbar bagian selatan, Kalteng, Kaltara, Sulut, Malut, dan Papua Barat. Sementara gelombang laut dengan tinggi 2-3 meter di perairan Kepulauan Sangihe, Laut Maluku bagian utara, Laut Halmahera, perairan timur Halmahera, perairan Raja Ampat, perairan utara Papua Barat.

“Gelombang laut dengan tinggi 3 sampai 4 meter di perairan Kepulauan Talaud, Perairan utara Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera dan Papua. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada,” ujar dia.

Filipina akan menghadapi terjangan Siklon Hagupit atau Ruby. Saat ini siklon ada di Laut Filipina mengarah ke barat dengan kecepatan angin maksimum 241 km per jam. Ini berkali-kali lipat dari kecepatan terjangan puting beliung secepat 60 km per jam. Siklon ini berbahaya karena energinya dapat menimbulkan angin kencang, hujan deras, banjir, longsor, gelombang tinggi, dan badai petir. Yoseph Ikanubun

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.