Langsa, Ekuatorial – Hujan deras yang terjadi sejak minggu lalu, membuat 13 desa di Aceh Tamiang, terendam banjir. Pada lokasi titik terdalam air hingga mencapai ketinggian 1,5 meter. Air juga merendam ratusan hektare areal persawahan warga setempat.
Hingga Rabu (24/12) desa-desa tersebut masih terendam banjir. Sementara sebagian warga sudah mengungsi di tiga titik pengungsian yaitu di Kecamatan Karang Baru, Kecamatan Rato dan Kecamatan Tenggulun. Sedangkan sebagian warga lain masih bertahan di rumah masing-masing.
Menurut data yang disebarkan desa yang terendam banjir adalah Desa Suka Jadi dan Desa Terban Kecamatan Karang Baru, Desa Kampung Durian dan Desa Alur Manis Kecamatan Ranto, Desa Kampung Kota dan Desa Kota Lintang Bawah Kecamatan Kota Kuala Simpang, Desa Meneng Gini Kecamatan Sekrak, Desa Pulo Tiga Kecamatan Tamiang Hulu, Desa Sungai Iyu Kecamatan Bendahara, Desa Seruwai dan Desa Tanah Merah Kecamatan Seruwai dan Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun.
Fauziah salah seorang korban banjir warga Kecamatan Ranto mengatakan banjir ini akibat hujan yang terus menerus dan air sungai Tamiang meluap. Di beberapa lokasi di desa-desa tersebut belum ada tanda-tanda air akan surut karena hujan masih terus turun.
“Beberapa lokasi banjir sudah mulai surut tapi karena hujan terus turun maka air naik lagi,” ungkap Fauziah, Selasa (23/12).
Sementara mengenai bantuan, diungkapkan Fauziah baru datang dari pemerintah setempat yaitu tenda dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang. Data sementara yang didapat dari warga yang mengungsi bahwa di titik pengungsian Kampung Durian, Kecamatan Ranto terdapat 35 Kepala Keluarga yang mengungsi. Sedangkan untuk dua titik pengungsian lain yaitu Suka Jadi dan Tenggulun belum ada data resmi dari BPBD setempat.
Yusnidar, warga desa Kota Lintang Bawah mengatakan belum ada bantuan dari pemerintah setempat. Rumahnya terendam banjir setinggi 50 cm. “ Saya mengungsi ke rumah saudara di desa lain,” ungkap Yusnidar.
Dua desa yaitu Desa Kota Lintang Bawah dan Desa Alur Manis memang merupakan titik lokasi banjir setiap tahun. Desa tersebut berada di sepanjang bantaran sungai Tamiang. Namun saat ini banjir meluas hingga ke sejumlah desa lainnya. Ivo Lestari